Sistematika Marxisme oleh Friedrich Engels4 min read

Friedrich Engels lahir di Barmen, Wuppertal, Jerman, 28 November 1820, dan meninggal di London, 5 Agustus 1895, pada umur 74 tahun. Sebagai anak sulung dari industrialis tekstil yang berhasil, Engels dipercaya memimpin pabrik tekstil milik keluarganya yang berada di Manchester, Inggris. Di pabrik itu, ia melihat kemiskinan yang terjadi dan mendorongnya membuat tulisan yang dipublikasikan dengan judul The Condition of the Working Class in England (1844).

Friedrich Engels

Pengalamannya itu menjadi awal dari aktivitasnya di kemudian hari, yakni terus menulis dalam jurnal radikal yang juga memuat karya-karya Marx yang ditulis Marx sewaktu di Paris. Beberapa karya kolaborasi antara Engels dan Marx adalah The Holy Family, Manifesto Partai Komunis, dan Das Kapital. Kiranya tidak mengherankan apabila keduanya kemudian disebut sebagai “Bapak Pendiri Komunisme”[1].

Pengertian Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut Marxis, Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. la menganggap bahwa kaum pemilik modal (kapitalis) menumpukkan kekayaan dengan melipatgandakan modal dan keuntungan dengan mengorbankan kaum pekerja upahan (proletariat). Kondisi kaum pekerja upahan sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis.

Banyak kaum pekerja upahan harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx menganalisis kenyataan ini sebagai masalah “nilai lebih” (surplus value) yang terjadi karena kelebihan jam kerja, yakni selisih antara waktu kerja objektif (necessary working time) dan waktu kerja ril yang digunakan kaum pekerja upahan dalam bekerja. Kelebihan waktu kerja yang dapat dinilai dengan uang tersebut dalam kenyataannya dirampok oleh majikan dari para pekerjanya. “Perampokan” itu secara sistematis sudah menjadi bagian dari sistem kapitalisme, yang memberi kaum pemilik modal “hak” untuk mengklaimnya sebagai milik pribadi.

Untuk mengatasi situasi ini, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme harus diganti dengan paham komunisme. Menurut Marx, komunisme akan lahir dari kondisi objektif penindasan tersebut sebagai konsekuensi logis dari pembiaran penindasan ekonomi dan politik yang mendasarinya terhadap kaum pekerja upahan. Mereka akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari Marxisme.

Serangan Terhadap Hegelianisme

Dalam korespondensi antara Marx dan Engels, di banyak bagian terlihat pembicaraan mereka mengenai penganut Hegelianisme kanan yang terdiri atas tiga orang —Bruno Bauer, Edgar Bauer, dan Max Stirner— yang dijuluki secara sinis sebagai “The Holy Family“. Ketiganya dianggap sebagai anggota “komunitas” front pembela filsafat negara dan nilai-nilai agama Hegelian. Sebaliknya, ketiga anggota komunitas The Holy Family menolak ajaran komunisme yang diperjuangkan Marx, Engels, dan Lenin, kendati ketiganya memberi penekanan yang berbeda mengenai apa itu “komunisme”.

Marx mendasarkan komunisme pada pandangan ilmiah mengenai sosialisme; Engels membahasakan komunisme secara praktis sebagai hasil dialektika materialisme historis, dengan demikian mereformulasi Hegelianisme dari kanan (negara dan agama) ke kiri (diktator proletariat). Lenin meramu sosialisme ilmiah dalam bahasa politik praktis dengan tujuan menciptakan Marxisme sebagai sebuah sistem politbiro dalam sebuah Partai Politik Komunis yang berfungsi untuk mengontrol realitas sosial.

Komentator sering menilai bahwa Engels mendangkalkan pemikiran Marx tentang sosialisme ilmiah menjadi teori ekonomi belaka dan menghilangkan tanpa sengaja aspek humanisme revolusioner dari pemikiran Marx tentang komunisme. Engels memahami ajaran Marx mengenai dialektika materialisme historis secara evolutif-Darwinian sehingga memperlemah pemikiran Marx tentang sosialisme sebagai liberalisme radikal[2].

Lenin sebaliknya lebih kreatif merekayasa Marxisme menjadi sebuah pandangan politik yang bisa digunakan untuk melakukan sentralisasi kekuatan buruh melalui birokratisasi kekuasaan dalam sistem politik partai komunis. Karena apa yang dilakukan Lenin tidak murni merupakan ajaran Marx, ia menyebut sistem yang diciptakannya sebagai Marxisme-Leninisme demi tujuan praktis, yakni kesatuan buruh melalui politbiro di dalam sebuah sistem partai komunis.

Materialisme Historis

Dibandingkan dengan Lenin, Engels lebih setia pada pemikiran Marx tentang sosialisme ilmiah sebagai pemikiran yang dapat menggantikan teori ekonomi kapitalis. Perkenalan Marx dan Engels mengubah arah pemikiran sosial Engels dari iba atas nasib buruh Inggris menjadi perjuangan sistematis untuk mengubah ideologi kapitalisme sebagai syarat pembebasan buruh dari penindasan kaum pemilik modal. Pemikiran Marx sebagian ditulis dan dipublikasikan Engels, selain karena kondisi politik, juga karena alasan ekonomi bagi Marx yang berpindah-pindah tempat karena menjadi “buron” politik.

Dialektika Materialisme Historis merupakan sumbangan pemikiran filosofis Engels pada Marxisme karena di dalamnya ia menganalisis perkembangan sejarah sebagai perkembangan materi. Dengan itu, Engels menolak Roh Absolut pada filsafat Hegel sebagai asal-usul materi; sebaliknya, ia mengatakan bahwa Roh merupakan produk materi yang menyejarah. Akibatnya, ide tentang Roh murni atau Tuhan ditolaknya. Dengan dasar ini, Engels menolak pandangan Kant tentang Das Ding an sich, yang menyatakan realitas ada pada dirinya sendiri, sebagai ilusi. Tidak ada realitas yang ada pada dirinya sendiri, melainkan karena ditafsir sebagai pencerminan kembali realitas.

Dengan bantuan Engels, teori Marx mengalami perubahan karena pengaitan dialektika materialisme historis dengan dialektika Hegel dalam logika triadik: loncatan dialektis dari materi (kuantitas) menjadi nilai (kualitas), kontradiksi dua kutub yang saling meresap, dan negasi terhadap negasi sebagai syarat kelahiran sistem baru yang menyangkal sistem lama, yang mengulangi aspek tertentu dari yang lama pada tingkat atau kualitas yang lebih tinggi (Aufhebung)[3].

Pembahasan terkait dengan Marx Muda dan Tua dapat dilihat dalam tautan berikut:

  1. Proses Pembentukan Pemikiran Karl Marx
  2. Marx Muda Pemikiran/Filsafat Tentang Humanisme
  3. Karl Marx: Pembebasan Manusia Secara Radikal Melalui Kerja
  4. Marx Tua Pemikiran/Filsafat Ekonomi dan Sosial

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Friedrich Engels

[2] Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme Jakarta: PT Gramedia, 2005), hlm. 212.

[3] Ibid., hlm. 216-217

Mengeja Indonesia adalah sebuah gerakan yang otonom dan nirlaba, mengangkat isu-isu fundamental bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like