Meskipun kekuatan komunisme telah berkurang, dan cahaya tantangan intelektual pemikiran Marx telah berkurang, pemikiran semacam ini masih membutuhkan perhatian di banyak belahan dunia. Ketika Anda tidak lagi merasa langsung tertantang, Anda perlu memeriksa kembali sejauh mana ide-ide yang telah memasuki Marxisme dan komunisme begitu berpengaruh.
Ini terutama berlaku untuk gagasan Karl Marx sendiri. Pemikiran semacam ini bukan hanya pencerahan dasar dari “Marxisme” sebagai pemikiran perjuangan buruh, tetapi juga bukan hanya komponen inti dari pemikiran komunis. Pemikiran Marx juga menjadi salah satu penggerak utama bagi perkembangan sosiologi, ekonomi dan filsafat kritis.
Pada akhirnya, filsafat kritis yang diilhami oleh pemikiran Karl Marx menjadi salah satu filsafat arus utama abad ke-20. Pada saat yang sama, bahkan dalam wacana politik, sosial, ekonomi, dan budaya para intelektual di hampir seluruh dunia, banyak jenis pemikiran Marxis telah memasuki bidang filsafat dan ilmu sosial lainnya.
Pemikiran Marx memiliki satu ciri unik: pemikirannya tidak ada dalam bidang teoritis, tetapi sebagai ideologi Marxisme dan komunisme, ia telah menjadi kekuatan sosial bahkan politik. Marx, dan hanya Marx, mengemukakan ide yang pada dasarnya filosofis, tetapi kemudian menjadi teori perjuangan untuk banyak generasi dari berbagai gerakan pembebasan.
Misalnya, nama Immanuel Kant telah menjadi filsuf paling berpengaruh dalam 500 tahun terakhir, hanya diketahui oleh para filsuf dan beberapa intelektual lainnya. Bagaimanapun, nama Marx dikenal luas di semua lapisan masyarakat dan dimana-mana, dan telah menjadi simbol perjuangan sedikitnya dua milyar orang.
Memang, Marx sendiri tidak pernah memahami pemikirannya sebagai upaya ideologis teoritis murni, tetapi upaya nyata dan praktis untuk menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik. Marx selalu menuntut filsafat untuk menjadi praktis, yaitu filsafat harus menjadi penggerak perubahan sosial.
Marx menguraikan programnya dalam Tesis 11 “Filsuf: yang terkenal di Feuerbach hanya memberi dunia interpretasi yang berbeda. Yang harus Anda lakukan hanyalah mengubahnya!” Oleh karena itu, pemikiran Marx masih menjadi tantangan bagi filsafat, dan filsafat ini perlu dikaji secara cermat dan digunakan sebagai bahan wacana.
Mengeja Indonesia adalah sebuah gerakan yang otonom dan nirlaba, mengangkat isu-isu fundamental bangsa.