Membahas Ideologi: Pengertian dan Perkembangannya3 min read

Membincang apa itu ideologi pertama-tama yang harus dipahami bahwa ideologi ini merupakan suatu ide atau gagasan yang diyakini memiliki visi komprehensif, sehingga oleh individu atau kelompok masyarakat digunakan untuk memandang segala sesuatu. Ideologi juga sebagai sebuah sistem pemikiran yang abstrak dan diterapkan pada masalah publik, sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Karenanya, ilmu tentang ideologi sangat penting dipelajari bagi orang-orang yang mendalami bidang politik sebagai lensa untuk memandang dunia.

Istilah ideologi pertama kali muncul dari mulut seorang bangsawan Perancis bernama Antoine Destutt de Tracy (1754-1838). Tracy memberi definisi ideologi sebagai ilmu tentang pemikiran manusia yang dapat menunjukkan kebaikan.

Pertanyaannya: apakah dengan definisi tersebut agama termasuk juga dalam kategori ideologi? Jawabannya tidak. Sebab ideologi oleh Tracy terjelaskan sebagai hasil dari pemikiran manusia, atau ilmu tentang pemikiran manusia yang dapat menunjukkan pada kebaikan. Walakin, ketika mengikuti definisi istilah ideologi di era sekarang, yang dalam kamus-kamus besar terjelaskan sebagai kelompok yang teratur mengenai ide-ide baik itu ide politik, ekonomi, sosial dan budaya, maka agama ini dapat dikategorikan ke dalam istilah ideologi.

Apa yang menarik dari ideologi adalah di era Antoine Destutt de Tracy menjadi sesuatu yang baik dan diharapkan keterwujudannya. Akan tetapi ketika memasuki era Napoleon Bonaparte (1769-1821), ideologi menjadi sesuatu yang buruk, bahkan mereka yang di cap sebagai ideolog dianggap telah mengacaukan masyarakat.

Memasuki era Karl Marx (1818-1883), ideologi masih menjadi sesuatu yang buruk dan dianggap sebagai kepalsuan atau sesuatu yang tidak menunjukkan sebenarnya. Itulah mengapa, Karl Marx pernah berkata: “Andaikan kelak Marxisme menjadi ideologi, maka segala yang Ku ketahui bahwa Aku bukan Marxis”.

Sebaliknya, di era Fasisme Eropa ketika Benito Mussolini (1883-1945) di Italia naik ke tampuk kekuasaan, diikuti oleh Hitler (1889-1945), kemudian Francisco Franco (1892-1975) di Spanyol, di Asia-Jepang ada Kaisar Hirohito atau Anumerta Kaisar Showa (1901-1989) di mana ideologi menjadi sesuatu yang baik sebagaimana di era Antoine Destutt de Tracy, sebab ideologi dipercaya dapat mengantarkan masyarakat pada kejayaannya.

Tetapi pasca Perang Dunia II yaitu ketika ideologi Fasisme gagal dan kalah perang, para pemikir aliran Mazhab Frankfurt seperti Marx Horkheimer (1895-1973), Theodor Adorno (1903-1969) dan lainnya, mengatakan ideologi sebagai sebuah kepalsuan, sesuatu yang tidak menunjukkan sebenarnya atau kebohongan; it is what it is not. Ini artinya, pasca Perang Dunia II ideologi menemui kembali wujudnya yang buruk.

Dalam sejarah perjalanannya, citra ideologi ini selalu berubah dari waktu ke waktu. Di awal era Antoine Destutt de Tracy, ideologi menjadi sesuatu yang baik, kemudian di era Napoleon menjadi sesuatu yang buruk dan bertahan hingga era Karl Marx. Selanjutnya di era Fasisme Eropa, ideologi menjadi sesuatu yang baik mesti pada akhirnya yaitu pasca era Fasisme Eropa, pasca Perang Dunia II kembali menjadi sesuatu yang buruk dan ini bertahan hingga era sekarang.

Jadi, pengertian ideologi dalam ranah ilmu sosial humaniora hingga kini dapat dikatakan sebagai sesuatu yang negatif, suatu kepalsuan atau kebohongan, dan sesuatu yang tidak menunjukkan dirinya sendiri.

Benarkah demikian adanya? Ataukah memang ideologi ini hanya sebatas alat kepentingan kelompok atau politik tertentu, sehingga citranya mengalami pasang surut. Ketika ideologi mendukung momentum kepentingan politik tertentu maka ideologi dicitrakan sebagai sesuatu yang baik dan diharapkan keterwujudannya mengantarkan masyarakat pada kejayaan. Sebaliknya, jika tidak mendukung momentum kepentingan politiknya ideologi dicitrakan dengan wajah buruk dan menakutkan. Intinya, ideologi ini hanya selera kepentingan politik tertentu yang dihadirkan untuk membangun citra diri maupun kepentingannya.

Lahir di Kebumen tepatnya di desa Ambarwinangun kecamatan Ambal kabupaten Kebumen-Jawa Tengah. Pekerjaan saat ini adalah sebagai penulis dan mahasiswa Pascasarja di UNU Surakarta. Minat kajian adalah filsafat, keislaman, pendidikan, dan pemikian kritis. Tokoh favorit sekaligus panutannya adalah Gus Dur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like