Indonesia merupakan negara yang terdiri dari bermacam-macam suku, agama, dan kebudayaan. Kesemuanya saling melengkapi sehingga terbentuklah identitas bangsa yang mengedepankan nilai kearifan lokal. Nilai kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa yang secara turun-temurun masih dipertahankan hingga saat ini. Menurut Wibowo (2015:17) kearifan lokal merupakan identitas atau kepribadian budaya sebuah bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain sehingga menjadi watak dan kemampuan sendiri. Namun nyatanya, di era modernisasi ini kearifan lokal sudah tidak menjadi hal yang harus dipertahankan.
Kebudayaan yang sudah turun-temurun dipertahankan dan dilestarikan semakin terkikis seiring berkembangnya teknologi. Teknologi muncul di era modernisasi dan sedang gencar-gencarnya membabat habis nilai kearifan lokal. Awal masuknya teknologi dalam kehidupan masyarakat yaitu mereka disuguhkan dengan kenyamanan dan kepraktisan dalam penerapannya. Masyarakat tidak perlu besusah-payah dalam melakukan hal yang menurutnya sulit dikerjakan, dengan menggunakan teknologi masyarakat bisa melakukan hal yang diinginkan dengan praktis dan membawa kenyamanan dalam melakukannya.
Berkembangnya teknologi tak bisa dipungkiri pasti akan masuk dalam kehidupan masyarakat bersamaan masuknya era modernisasi yang menuntun berkembangnya teknologi. Menurut Johan Willem Schoorl (1980), modernisasi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah pada semua kegiatan, bidang kehidupan, dan aspek kemasyarakatan. Aspek yang paling menonjol dalam proses modernisasi adalah perubahan ilmu pengetahuan, dan teknologi (iptek) yang tinggi. Berdasarkan teori tersebut, Modernisasi dan perubahan sosial yang terjadi merupakan kedua hal yang saling berkolerasi. Dalam kehidupan masyarakat contohnya, suatu kearifan lokal yang sudah menjadi penuntun kehidupan masyarakat tradisional yang dijunjung tinggi sudah mulai terkikis akibat masuknya modernisasi. Hal ini memberi dampak berubahnya pola pikir dan perilaku masyarakat khususnya pada masyarakat tradisional yang menjunjung tinggi nilai karifan lokal.
Masuknya era modernisasi membuat seluruh aspek yang terjadi di kehidupan masyarakat menjadi berubah, salah satu contohnya adalah penggunaan alat telekomunikasi. Dahulu orang menyampaikan suatu informasi dari satu orang ke orang lain dengan berkirim surat sebagai alat komunikasinya, namun seiring perkembangan teknologi yang semakin cepat membuat surat menyurat sudah tidak eksis lagi. Saat ini masyarakat untuk menyampaikan informasi hanya dengan menggunakan teknologi berupa handphone.
Dalam kenyataannya, perubahan akibat dari modernisasi juga dirasakan pada pola pikir masyarakat yang awalnya irrasional menjadi rasional. Irrasional merupakan pola pikir seseorang yang tidak berdasarkan akal nalar, dan lebih mengedepankan mitos semata. Misal, dalam adat jawa dimana wanita hamil saat hendak berpergian harus menggunakan gunting, peniti, dan rempah sebagai jimat agar terhindar dari makhluk gaib. Beda dengan Rasional, lebih mengedepankan akal nalar ketika ingin melakukan sesuatu. Misal, wanita hamil saat hendak berpergian tidak perlu menggunakan jimat, seperti gunting, peniti, dan rempah. Karena pola pikir rasional, hanya dengan berhati-hati saja saat berpergian sudah cukup tanpa memerlukan jimat.
Contoh diatas menggambarkan bahwa pola pikir masyarakat sudah berubah seiring masuknya modernisasi dalam kehidupannya. Masyarakat sudah tidak lagi menghiraukan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, yang terpenting adalah bagaimana perubahan yang terjadi itu bisa membawa dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat. Namun disisi lain masuknya modernisasi dalam kehidupan masyarakat juga membawa dampak hilangnya kearifan lokal yang menjadi identitas budaya suatu bangsa.
Inilah yang terjadi pada masa sekarang ini, era dimana perubahan pola pikir setiap orang menjadi berubah seiring masuknya modernisasi dalam kehidupan masyarakat. Modernisasi merupakan bagian dari perubahan sosial yang direncanakan. Oleh karenanya, kita sebagai makhluk yang hidup di zaman serba terknologi jangan sampai dibodohkan dengan terknologi itu sendiri. Tak bisa dipungkiri mau tidak mau modernisasi pasti akan masuk kedalam kehidupan kita sehari-hari. Solusinya adalah mengikuti arus perkembangan zaman dengan mempelajari hal yang berkaitan dengan teknologi, agar kita tidak buta teknologi.