Mahasiswa Sebagai Agent Of Change Melalui Gerakan Dakwah Humanisme Dalam Menangkal Radikalisasi4 min read

Gerakan Dakwah sebagai agen perubahan sosial akan dihadapkan pada berbagai persoalan sesuai dengan tuntutan era kekinian. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia yang semakin maju dan beradab, kebutuhan hidup suatu masyarakat semakin hari semakin dirasakan semakin sulit ditambah dengan terjadinya kesenjangan sosial antara masyarakat miskin dan masyarakat kaya.

Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu menghadirkan konsep dakwah yang tetap relevan dengan perkembangan zaman , maka dakwah harus tampil dalam kemasan nyata agar mampu memberi solusi atas seluruh problematika hidup, sehingga perlu adanya verifikasi dan evaluasi secara nyata secara menyeluruh dalam rangka terwujudnya kontruksi gerakan dakwah secara objektif dan proporsional .

Pada awal abad ke-21  terjadi pengaruh arus globalisasi yang begitu deras sehingga melahirkan tuntutan baru terhadap agama, agar agama melakukan adaptasi dengan globalisasi. Ini di sebabkan karena dakwah sering mengalami kegagalan ketika berhadapan dengan kondisi sosial.

Islam adalah agama dakwah, baik secara teoritis maupun praktis. Sebagai agama dakwah Islam mengharuskan para pemeluknya untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain bahkan kepada diri sendiri . Dengan demikian, eksistensi gerakan dakwah sebagai agent perubahan dalam kehidupan umat muslim memiliki semangat transformasi pesan- pesan ilahiyah kepada umat manusia. Tidak diragukan lagi bahwa Islam adalah agama moderat yang selalu mengajak pada keseimbangan dalam segala hal.

Dalam melaksanakan dakwah setiap umat muslim wajib menyampaikan kebaikan yang berorientasi pada kebenaran. Mahasiswa merupakan salah satu yang dapat menggerakkan dakwah sebagai solusi dari perubahan dan perkembangan zaman di era ini. Hadirnya mahasiswa sangat mempengaruhi dinamika kehidupan sosial karena memiliki fungsi sebagai sosial of control . Gerakan dakwah tidak hanya dilakukan oleh sekelompok orang tertentu saja. Seperti ustadz, kiai ataupun kelompok ormas. Namun dapat dilakukan siapa saja, termaksud mahasiswa.

Mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change sebagai orang yang berpendidikan di anggap dapat memberi solusi bagi permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat dan bangsa. Mahasiswa sebagai pelajar juga sebagai  harus mampu menganalisa permasalahan masyarakat terlebih pada  masalah pemahaman tentang kondisi zaman. Karena , dalam perkembangannya akan terus dihadapkan oleh kondisi sosial yang terus maju. Maka mahasiswa di tuntut untuk mempunyai gerakan dakwah kreatif dan inovatif yang dapat menyentuh dan menyampaikan pesan ilahiyah kepada masyarakat dengan gerakan dakwah yang sistematis namun tidak provokatif. Karena pada kenyataannya masih sering terjadi gerakan dakwah baik dari da’i yang melakukan dakwah secara monoton, yaitu proses dakwah dengan segala loyalitasnya masih cenderung berandai-andai tentang masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi umat sekarang.

Konsekuensi logis dari gerakan dakwah ke masa depan harus dilakukan tidak hanya berfokus pada bentuk pelaksaanan dakwah di atas mimbar,akan tetapi harus juga dikonsepkan agar dakwah mudah diterimah oleh masrayakat( mad’u ) tanpa merasa dihakimi oleh para da’i.

Sejak awal tahun 1980-an terjadi perkembangan dakwah di Indonesia. Banyak gerakan dakwah yang lahir dari berbagai elemen , namun tidak semua gerakan dakwah yang dilakukan pada saat itu dapat diterimah oleh masyarakat. Karena banyaknya gerakan dakwah yang tendensius pada kekerasan.

Kelompok- kelompok radikal Islam ini cenderung  melakukan gerakan dakwah dengan berkonflik dan emosional. Mereka yang mengubah teologi Islam menjadi ideologi politik, dengan mengabaikan dimensi sejarah dan kebudayaaannya. Meskipun mereka menganggap bahwa ajaran Islam mencakup semua aspek kehidupan. Namun, kelompok radikal Islam mencari jawaban politis untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat. Menurut mereka permasalahan yang dihadapi umat Islam di akibatkan oleh tindakan non muslim baik umat Yahudi ataupun Kristen.

Menurut Harun Yahya pengikut radikal Islam merupakan ancaman terhadap aktivitas perdamaian, maka kelompok ini sangat berbahaya dalam melakukan gerakan dakwah karena tidak sesuai dengan ajaran Al Qur’an yang salah satunya harus memiliki karakter yang dapat mengendalikan amarah dan tidak menggunakan kekerasan dalam melakukan gerakan dakwah.

Mahasiswa sebagai agent of change dituntut untuk memahami masalah- masalah kemanusiaan tanpa menghilangkan harkat dan martabatnya. Dapat memberikan dakwah yang sejuk serta damai, gerakan dakwah radikal Islam ini seharusnya dapat di minimalisir dengan pemahaman dakwah  humanis yang  senantiasa berorientasi untuk  mengembalikan manusia pada fitrahnya yakni sebagai mahluk yang mulia , unggul , terhormat serta bermartabat.

Menyadari bahwa gerakan dakwah radikal masih tetap ada sampai hari ini, maka gerakan dakwah secara humanis harus massif juga di lantangkan oleh pada da’i  dan mahasiswa secara moderat karena begitu mahasiswa senantiasa  menyadari akan tantangan yang dihadapi umat semakin berat, maka dakwah Islam kedepan harus dirancang  dan dikelola secara profesional melalui berbagai rancangan topik dakwah yan kontekstual namun tidak radikal. Artinya pesan- pesan dakwah harus mampu mengakomodir berbagai kebutuhan ummat pada setiap lini dan strata sosial dengan dakwah yang disajikan secara humanis, rasional dan Proffesional.

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like