Krisis Marxisme3 min read

Penyimpangan Marxisme dari filsafat Hegel menimbulkan krisis yang serius dalam gerakan Marxisme. Oleh sebab itu, Lenin dalam On the Significance of Militant Materialism harus dijadikan sumber inspirasi untuk mengorganisasi secara sistematis sebuah studi tentang Marxisme berdasarkan dialektika Hegelian menurut sudut pandang materialis.

Menurut Korsch, Hegel dalam filsafatnya menampilkan pada level pikiran apa yang riil, yakni progresivitas material dari borjuasi. Filsafat Hegelian tersebut mengalami krisis sekitar 1848, ketika kaum borjuis kehilangan klaim mereka mengenai peran progresif mereka atas masyarakat, dan lalu mengakhiri posisi mereka sebagai kelas universal.

Dalam krisis inilah Marx tampil dengan mengambil kerangka pemikiran dialektika Hegel dan mengubahnya menjadi sesuatu yang baru, yang di dalamnya pekerja dilihat sebagai kelas progresif; dengan demikian, revolusi beralih dari pemilik modal kepada pekerja. Pemikiran Korsch itu menunjukkan bahwa dengan struktur organisasi Partai Komunis sebagaimaña adanya sekarang sudah menimbulkan krisis yang sama sebagaimana yang dialami kapitalisme dalam struktur masyarakat borjuis, karena masing-masing menekankan hanya pada satu aspek dari perkembangan, yakni teori pada kapitalisme dan praksis pada Marxisme.

Marxisme dan Filsafat merupakan sintesis antara teori dan praksis untuk menyelamatkan Marxisme dari keruntuhan yang bakal terjadi sebagaimana yang dialami masyarakat borjuis. Pemikiran Korsch tidak begitu saja diterima, bahkan terjadi perlawanan yang kuat dari loyalis partai dan pendukung sayap kiri, misalnya Karl Kautsky dan Grigory Zinoviev.

Zinoviev mengatakan bahwa Korsch dan temannya, György Lukács, justru membawa pandangan baru yang akan melenyapkan Marxisme seperti yang sudah terjadi lima tahun berturut-turut, di mana Partai Komunis Jerman tereliminasi oleh semua pandangan yang bertentangan.[1] Posisi Korsch dikenal sebagai Sayap Kiri Radikal yang akhirnya menyebabkan dirinya dikeluarkan dari Partai Komunis pada April 1926.

Selanjutnya Korsch tetap berjuang untuk menyelamatkan Marxisme yang dianggapnya mengalami krisis karena salah paham yang serius oleh para penganutnya.[2]

The Crisis of Marxism” yang ditulis Karl Korsch dalam tahun 1931 bertujuan untuk mengajukan klarifikasi atas posisi yang diambilnya. Tulisannya mengenai krisis Marxisme tetap tidak dipublikasi sampai tahun 1971, hingga sepuluh tahun sesudah Korsch meninggal baru diterbitkan sebagai esai dengan judul “Die materialistische Geschichtsauffassung” (The Materialist Conception of History) di Jerman Barat. Menurut Gabel, apa yang tersaji dalam esai tersebut tetap menyajikan pemikiran Korsch yang mengkritik dan memperlemah teori Marxis yang berlangsung hingga sekarang, baik bagi negara-negara sosialis maupun bagi gerakan kiri di negara-negara kapitalis maju. Sejak 1929, Korsch dikenal sebagai kritikus ulung Marxisme yang bertujuan mengembalikan Marxisme pada semangat revolusioner, sebagaimana digagas Marx menurut filsafat Hegelian.

Dalam karyanya, The Crisis of Marxism, Korsch sesungguhnya meringkaskan sejumlah tema besar pandangan politik dan teoretisnya mengenai Marxisme. Intinya adalah bahwa Marxisme sebagai teori yang benar tidak lebih dan tidak kurang dari ungkapan mengenai pergerakan sejarah nyata. Korsch tanpa lelah mengusahakan bagaimana tesisnya itu ditemukan dalam Marxísme.

Pergerakan sejarah nyata merupakan basis metodologisnya dalam mengaitkan Marxisme dan filsafat. Krisis Marxisme merupakan juga krisis gerakan proletariat; oleh sebab itu, pembaruan mengenai Marxisme harus meliputi pembaruan gerakan proletariat. Meskipun demikian, Korsch tidak menyediakan cara bagaimana gagasannya dilaksanakan. Oleh sebab itu, apa yang ditulisnya sebagai Krisis Marxisme semata-mata pandangan mengenai krisis, bukan cara praktis mengatasi krisis.


[1] Joseph Gabel, “Korsch, Lukács et le problème de la conscience de classe” dalam Annales. Histoire, Sciences Sociales, 21e Année, No. 3 (Mei-Juni 1966), hlm. 667-669, Diterbitkan oleh EHESS. Stable URL: http://www.jstor.org/stable/27576644

[2] David Bathrick. “Marxism Historicized: Korsch’s The Crisis of Marxism” dalam New German Critique, No. 3 (Autumn, 1974), hlm. 3-6. Diterbitkan oleh New German Critique. Stable URL: https://www.jstor.org/stable/487733

Mengeja Indonesia adalah sebuah gerakan yang otonom dan nirlaba, mengangkat isu-isu fundamental bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like