Milenial dan Moderasi Beragama3 min read

Moderasi beragama merupakan bagian yang sangat penting, melihat kondisi dan keadaan bangsa kita yang carut marut. Apalagi banyak kasus ynag disebabkan oleh perbedaan pandangan soal agama. Moderasi beragama, adalah cara bergama yang moderat, menunjukkan sifat agama yang rahman dan rahim tanpa adanya perbedaan yang mendasari dari masalah yang terjadi. Sehingga semua komponen anak bangsa perlu melakukan perbaikan-perbaikan sosial dalam ranah keagamaan.

Olehnya itu, moderasi beragama merupakan bagian perekat komponen bangsa yang harus terjaga dan selalu dikampanyekan. Bangsa Indonesia yang memiliki banyak agama, kemungkinan besar konflik antar agama terjadi. Sebagaimana yang dahulu terjadi, konflik antar agama di Ambon dan di Poso yang jelasnya membawa isu-isu agama. Hal ini, pastinya masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi semua kalangan.

Dalam moderasi beragama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, pertama cara pandang bergama, kedua esensi dan hakikat beragama, keempat berdasarkan prinsip keadilan dan keseimbangan serta memperhatikan segala aturan yang berlaku pada suatu negara. Karena cara pandang masyarakat atas aktualisasi tersebut yang kurang diperhatikan, bahkan esensi pemahaman atas moderasi beragama yang selama ini masih jauh dari kata moderat.

Pemahaman yang kurang akan moderasi beragama, membuat masyarakat awam gampang terpolarisasi. Akibatnya saling mengklaim kebenaran tak terhindarkan. Perlu adanya kelompok yang benar-benar memikirkan keberlangsungan moderasi beragama ini. Peran-peran ini perlu diambil alih oleh banyak generasi milenial yang benar-benar paham terkait dengan keberlangsungan moderasi beragama. Para ulama terdahulu telah banyak memberikan contoh bagaimana moderasi beragama, bagaimana menjaga kesatuan, menjaga keadilan dan keseimbangan antar pemeluk agama.

Peran milenial sangat dibutuhkan, sebab milenial yang begitu paham dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi. Milenial yang identik dengan perkembangan teknologi, tidak bisa terlepas dari pemahaman dan penguasaan generasi milenial terhadap teknologi. Generasi milenial apalagi generasi pemuda Islam hari ini perlu diajarkan banyak pemahaman agama.

Kondisi yang sangat menghawatirkan pemahaman agama yang sangat minim saat ini, diajdikan sebagai rujukaan banyak orang. Bahkan ada kecenderungan bahwa pemahaman agama yang justru memporak-poradakkan internal agama dan bangsa. Politisisasi agama, bahkan kriminalisasi ulama banyak dilakukan. Sehingga peran ini sangat penting, bukan hanya sekadar teori ataupun konsep semata. Yang penting ialah cara beragama kita perlu di ubah dan harus mengedepankan nilai-nilai yang ada.

Mengajarkan Pemahaman Agama

Generasi milenial saat ini, jika melihat realitasnya sangat jauh dari harapan. Pemahaman agama yang kurang dan disebabkan tidak adanya pembinaan yang intensif menyebabkan generasi kita tidak mampu menjadi harapan. Bahkan persoalan moderasi beragama tidak menjadi perhatian oleh generasi saat ini.

Padahal sebagai generasi pelanjut perlunya menjadi bagian terpeting dari perbaikan agama. Disini peran orang tua juga perlu untuk mengontrol dan mengajarkan kepada anaknya untuk mempelajari agama. Tidak bisa di pungkiri, generasi muda Islam banyak yang terlena dengan perkembangan zaman sehingga tidak memetingkan lagi kepentingan umat beragama.

Perlunya perubahan cara pandang kita beragama ini akan membuat, agama diruang publik menjadi bagian hidup yang penting bagi manusia. Namun jika agama dan cara beragama kita yang keliru, maka agama akan menjadi pobiah di lingkungan masyarakat. Sebagai generasi muda, yang hidup di zaman ini perlu benar-benar memikirkan keberlanjutan cara beragama kita.

Yang paling utama bagaimana generasi milenial diajarkan dan didekatkan pada sang pencipta sebgaai Tuhan yang maha pencipta segalanya. Selain itu perlu diajarkan rasa toleransi kepada seluruh anak bahwa nilai toleransi juga merupakan bagian dari cara menghargai manusia. Yang otomatisnya akan berimbas kepada cara beragama kita di Indonesia. Komunikasi juga perlu, apalagi komunikasi agama sebab komunikasi agama adalah pintu utama untuk memasuki ranah moderasi beragama.

Dibutuhkan juga seluruh komponen masyarakat serta pengambil kebijakan untuk bersama-sama merawat bangsa ini. Bangsa ini terlalu besar untuk di korbankan atas kepentingan kelompok dan kepentingan golongan. Komponen bangsa semua harus bekerjasama khususnya pemuda untuk menjaga moderasi beragama ini atau merubah cara beragama kita ini benar-benar menjadi rahmatan lil alamin.

Asman Dari Kota Kendari Sultra. Saat ini sedang mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi.

One thought on “Milenial dan Moderasi Beragama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like