Sepertinya kekerasan menjadi jalan satu-satunya dalam mencapai tujuan, jika mendapatkan kendala dalam proses pencapaian tujuan tersebut. Tidak sedikit kasus di bangsa ini, yang diawali dengan kekerasan dalam proses mencapai apa yang di inginkan. Seperti Ian Douglas Wilson jelaskan dalam bukunya yang berjudul politik jatah preman. Dimana kekuatan para bandit jalan dijadikan sebagai alat untuk memenuhi hasrat dari tujuan tersebut. Begitupun dengan kasus-kasus di zaman orde baru.
Jika ada yang menentang kebijakan pemerintah, maka ia tidak akan melihat lagi matahari terbit esoknya. Begitupun jika kita mundur jauh ke belakang saat-saat penjajahan, bagaimana kaum penjajah melakukan tindakan kekerasan bahkan sampai membunuh agar mencapai tujuan mereka, yaitu menguasai bangsa ini. Begitupun saat ini, bukan saja elit pemerintahan, bahkan rakyat kecilpun juga sering menggunakan kekerasan untuk mencapai apa yang ia inginkan.
Seakan menunjukkan bahwa memang Negara kita saat ini, krisis akan moral dan panutan secara ideologi. Pancasila sebagai ideologi Negara seakan tidak memiliki daya untuk merubah itu semua, karena memang manusianya yang tidak mau menjadikannya sebagai ideologi yang bermoral. Kasus kekerasan yang terjadi di bangsa ini, menjadi catatan yang begitu panjang. Pemberontakan PKI ini, berdasarkan keyakinan bahwa ideologi komunis cocok untuk diterapkan kepada bangsa Indonesia, agar mampu sejahtera.
Tanpa adanya kelas-kelas masyarakat seperti apa yang di inginkan Karl Marx. Kekerasan disertai pemberontakan terhadap pemerintah yang resmi ini beralasankan ideologi, sebab kepercayaan PKI jika komunis menjadi ideologi bangsa, maka kesejahteraan akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Walaupun saat ini jika kita melihat Negara yang menjadikan komunis sebagai ideology Negara, tidak seutuhnya menjadi sejahtera. Karena masih ada kita temui kelas masyarakat yang menguasai ekonomi, tanah, politik dan sebagainya. Korea Utara yang juga menerapkan komunis sebagai ideologi negaranya, tidak menjadikan masyarakatnya bebas dari kungkungan pemerintah. Masih ada tindakan yang membuat masyarakatnya ketakutan.
Dengan kepercayaan tersebut membuat kekerasan menjadi jalan satu-satunya untuk dijadikan sebagai pengubah atas kebijakan. Kaum separatis di Papua, Aceh, Poso dan sebagainya, semua di dasari atas keyakinan atas satu pemahaman (ideologi) yang dianggap baik untuk diterapkan. Dulu dizaman presiden Soekarno ada Din Aidit dengan komunisnya, Kartosoewirjo dengan NII-nya. Semua berdasarkan pemahaman yang dianggap baik dan berujung kepada kekerasan.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ideologi yang sudah tertanam didalam diri seseorang tidak mudah untuk di hapuskan, apalagi jika pemahamannya yang diyakininya menjadi sebuah gerakan yang selalu di lakukannya. Sehingga tidak akan menjadi obat, jika ideologi diberikan obat dengan cara diceramai, dinasehati ataupun dengan cara kekerasan pula. Ideologi melawan idiologi merupakan cara yang penulis anggap cocok untuk memberikan nasehat agar tidak salah arah.
Maka pancasila sekiranya perlu di galakkan lagi, bukan hanya itu elit-elit pemerintahan yang menjadi representasi dari seluruh komponen bangsa harus menunjukkan sikap dan etika sesuai dengan pancasila. Karena hari ini, moral pancasila hanya ada dimulut setiap orang yang mempunyai kepentingan. Berlaga pancasilais di tengah masyarakat namun, ada keuntungan yang diharapkan.
Mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan kelompok, menguasai ekonomi dan menyusahkan masyarakat kecil merupakan tindakan penghianatan atas pancasila yang mengajarkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, pemerintah perlu merumuskan suatu cara yang benar-benar efektif, bukan hanya dengan melakukan seminar pancasila, seminar kebangsaan dan sebgainya. Namun perlu mewajibkan kepada seluruh komponen bangsa untuk menjadikan pancasila sebagai tindakan sehari-hari.
Jika perlu libatkan seluruh lembaga-lembaga baik LSM, Ormas maupun organisasi siswa dan mahasiswa untuk bersama-sama membentuk para kader-kader yang tergabung didalamnya menjadikan pancasila sebagai moral dari bangsa ini. Sehingga pancasila mampu menangani gesekan ideologi yang akan membuat perpecahan. Perlunya pemangku jabatan yang menjadi contoh baik mengamalkan jaran-ajaran luhur sehingga bisa menciptakan kondisi yang aman dan damai di Negara ini. Pancasila harus diteguhkan kembali keberadaannya, dengan metode pendekatan yang humanis serta dialog-dialog yang berkelanjutan.
Slavoj Zizek pernah menunjukkan suatu penelitiannya memaknai kekerasan sebagai fenomena yang objektif maupun netral. Tindakan kekerasan yang berdasarkan ideologi, membuat ideologi melegitimasi tindak kekerasan tertentu. Maka perlu metode dan strategi yang cocok untuk menyatukan semua komponen bangsa ini. Agar tidak lagi terpecah karena persoalan ideologi.
Agama adalah satu-satunya yang dianggap sebagai wilayah yang rentan dimasuki oleh ideologi yang tidak mengakui pancasila. Sebenarnya tidakan dan perilaku yang mengatasnamakan pancasila-lah yang membuat kepercayaan kepada Negara itu tidak lagi menjadi penting. Sehingga penulis berkeyakinan bahwa tindakan yang merela lakukan adalah bias dari penerapan pancasila yang tidak sesuai dari harapan. Dalam buku Prosiding Sigma Pancasila, hasil kumpulan tulisan para anak bangsa yang memikirkan agar pancasila menjadi sebuah sistem yang menyatukan, setidaknya memuat bahwa sikap kerjasama, saling mempercayai dan gotong royong di segala sistem merupakan penunjang dari efisiensi bernegara saat ini. Hamper dalam kehidupan ini, tidak ada lagi nilai pancasila yang utuh di tengah masyarakat, diakibatkan perpecahan politik, keyakinan dan sebagainya. Dengan kata lain penulis ingin menyampaikan bahwa elit dari pemerintah jangan menjadikan rakyat kecil menjadi saling terpecah bela diakibatkan setingan politik yang membuat kesatuan menjadi retak.
Asman Dari Kota Kendari Sultra. Saat ini sedang mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi.