Gerakan Buruh Internasional4 min read

Selain melalui publikasi, pemikiran Engels tentang sosialisme yang dipengaruhi Marx disalurkan melalui kegiatan baru yang ter-institusionalisasi, yakni mendorong lahirnya Asosiasi Buruh Internasional. Menurut Engels, kendati ajaran tentang sosialisme itu sudah dikenal dalam berbagai kelompok buruh, tetapi sebagai kekuatan untuk melakukan gerakan yang memberi gaung internasional, Engels menganggap penting untuk mengorganisasi pusat-pusat gerakan sosialis dari apa yang sudah ada di Perancis di bawah pengaruh Saint Simon dan di Inggris di bawah pengaruh Robert Owen.

Bersama Marx, Engels berperan besar dalam kelahiran Asosiasi Buruh Internasional I di Inggris pada tahun 1864. Pemikirannya tentang sosialisme memengaruhi pemahaman K. Kautsky mengenai Marxisme yang bersemangat memperjuangkan Marxisme ortodoks sebagaimana yang dipikirkan Marx dan Engels.

Karl Kautsky

Karl Johann Kautsky (1854-1938) adalah pemikir Marxis ortodoks yang dikenal sebagai filsuf Ceko-Jerman yang memanfaatkan jurnalisme sebagai sarana penyebaran ajaran Marxisme ortodoks, terutama sepeninggal Engels. Karena kesetiaannya pada ajaran Marx dan Engels, Kautsky kerap digelari “Konformis Marxis” atau “Paus Marxisme”. Karena kesetiaannya pada Marxisme ortodoks, Kautsky menilai Vladimir Illich Lenin dan Leon Trotsky sebagai pengembang Marxisme yang menjauhkan spirit ortodoksi sebagaimana yang diwariskan dalam ajaran Marx dan Engels.

Karl Johann Kautsky (1854-1938)

Kedekatannya pada pemikiran Marx diperoleh dari pergaulannya dengan Engels yang memberi dia kepercayaan untuk mengedit karya-karya Marx mengenai teori tentang nilai lebih (theory of surplus value). Kautsky bersama E. Bernstein dan A. Bebel mendorong pendirian Partai Sosial Demokratik Jerman (SPD). Sejak itu, Kautsky diacu sebagai pemikir Marxisme ortodoks yang penting dalam hal teori dan praksis politik, khususnya pemikiran mengenai suatu teori tentang imperialisme dalam perspektif Marxis dengan membuka pintu bagi aliansi dengan kaum borjuis progresif untuk menghilangkan kesan mengenai Marxisme sebagai pendekatan kelas.

la menentang perang Jerman melawan Rusia (1914) di bawah kekuasaan SPD dan mengajak para loyalis anti-perang masuk dalam Partai Sosial Demokratik Independen Jerman (USPD) dalam tahun 1917. Sesudah Revolusi November, Kautsky menjadi wakil menteri luar negeri dalam pemerintahan koalisi SPD-USPD dengan tugas khusus mengusut dokumen-dokumen yang mendukung tuduhan kesalahan perang Jerman melawan Rusia. Semasa Hitler berkuasa, Kautsky mengungsi ke Belanda dan meninggal di sana pada tahun 1938.

Persatuan buruh dunia merupakan cita-cita Marx dan Engels yang melahirkan Asosiasi Internasional I dan II yang didukung oleh Kautsky dan pemikir sosialis dalam teori dan praksis politik. Cita-cita Internasional 1 dan II merupakan jalan yang dilihat Kautsky sebagai kemungkinan menggalang cita-cita demokrasi sosial ketimbang komunisme untuk mempertahankan Marxisme ketimbang Bolshevisme atau demokrasi ketimbang kediktatoran. Di sinilah letak perbedaan mendasar pemikiran dan praksis politik Kautsky melawan Lenin. Lenin bergerak ke arah lain dan melihat pemikiran Kautsky sebagai pembangkangan terhadap proletarianisme.

Asosiasi Buruh Internasional I (London: 1864-1876)[1]

Peran Marx dalam Asosiasi Buruh Internasional I adalah menulis anggaran dasar organisasi, yang isinya adalah perjuangan buruh ada dalam pundak kaum buruh sendiri dengan tujuan menghapus kekuasaan kelas dalam masyarakat. Kemelaratan buruh merupakan akibat sistem sosial berkelas, berupa perbudakan kaum buruh oleh kaum pemilik modal, maka sistem kelas dan dengan demikian kapitalisme harus dihapus. Yang menarik dari Anggaran Dasar Asosiasi Buruh Internasional I adalah seruan untuk persatuan buruh internasional sebagai basis perjuangan pembebasan masyarakat dan penghapusan kapitalisme.

Akan tetapi, Asosiasi Buruh Internasional I sebagai gerakan sosialisme Internasional gagal karena latar belakang pemahaman Marxisme dan penerapannya dalam situasi nasional yang berbeda-beda menimbulkan wakil-wakil buruh dalam Internasional I tidak Sepakat mengenai substansi dan modus perjuangan sosialisme internasional. Asosiasi Buruh Internasional I bubar setelah 12 tahun terbentuk, tetapi tidak berhasil merumuskan pandangan dan aksi yang disepakati bersama. Meskipun demikian, pemikiran Marxisme tidak ikut bubar.

Asosiasi Buruh Internasional II (Paris: 1889-1914)[2]

Perselisihan dalam Internasional I menunjukkan bahwa Marxisme sebagai pemikiran tidak mudah untuk begitu saja ditundukkan oleh logika rasionalitas organisasi sebagaimana yang berlaku dalam sistem kapitalisme. Yang unik dalam Internasional Il adalah perjuangan sosialisme internasional yang tidak langsung melibatkan organisasi buruh, tetapi partai-partai sosialis dunia yang berpusat di Brussel (1889).

Dalam Internasional II ini, Partai Buruh Inggris yang tidak menganut Marxisme sebagai ideologi partai ikut menjadi anggota. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman Marxisme mulai mengalami pergeseran makna: dari praksis perjuangan buruh, yang dikaitkan dengan masalah ekonomi di sekitar sistem kapitalisme, menjadi perjuangan politik yang dikaitkan dengan kekuasaan negara. Pergeseran makna perjuangan Marxisme dalam Internasional II dapat dilihat dampaknya dalam sistem politik Inggris, yang diwarnai oleh kekuatan Partai Buruh, dan sistem politik Jerman dengan kontribusi Partai Sosial Demokrat[3].

Baca Juga:

Dengan pengaruh partai politik dalam Internasional II, pergerakan buruh internasional sebagai praksis politik revolusioner dikompromikan dengan praktik politik akomodatif dengan kekuatan politik lain di masyarakat. Dengan demikian, Internasional II menunjukkan warna yang khusus sebagai sebuah gerakan sosialisme internasional, yang secara nyata merevisi Marxisme dari pemahaman ortodoks yang bertujuan menghapus sistem ekonomi kapitalistis menjadi kompromi antar pelbagai sistem sosial yang ada dan berpengaruh di sebuah masyarakat.


[1] Soerjanto Poespowardoje, Strategi Kebudayaan (Jakarta: PT Gramedia, 1993), hlm. 189-190.

[2] Ibid

[3] Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme Jakarta: PT Gramedia, 2005), hlm. 221-222.

Mengeja Indonesia adalah sebuah gerakan yang otonom dan nirlaba, mengangkat isu-isu fundamental bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like