Sebulan Setelah Vaksinasi CoronaVac dari Sinovac4 min read

Program vaksinasi sebagai ikhtiar mengendalikan pandemi COVID-19[1] di Indonesia telah dimulai di Januari 2021. Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menjalani penyuntikan vaksin tersebut. Sebagai tenaga kesehatan, pada akhir Januari 2021, saya mendapat dosis pertama vaksin CoronaVac dari Sinovac, yang kemudian dibooster dengan dosis kedua di medio Februari 2021.

Tenaga kesehatan memang salah satu prioritas yang mendapatkan vaksinasi lebih dahulu karena memang risiko pekerjaan dimana banyak berinteraksi dengan pasien. Namun belakangan, cakupan vaksin pun telah lebih luas, petugas pelayanan publik hingga pedagang di UMKM, serta lansia menjadi sasaran prioritas vaksinasi.

Vaksinasi adalah proses penyuntikan vaksin, dengan tujuan agar tubuh “kenal” lebih dahulu dengan patogen[2] penyebab penyakit tertentu. Setelah pemberian vaksin ini, tubuh akan membentuk kekebalan spesifik, yang nantinya akan mengenali patogen tersebut apabila terpapar, kemudian sistem imun tersebut akan menghancurkan orgnisme patogen tersebut. Hingga akhirnya, orang yang sudah divaksin tidak menjadi sakit, ataupun jika sakit akan bergejala ringan.

Hasil Pemeriksaan Antibodi SARS-CoV-2 Kuantitatif S-RBD Sebulan Pasca Dosis Vaksin Pertama

CoronaVac merupakan jenis inactivated vaccine, artinya vaksin ini mengandung komponen virus yang dihilangkan kemampuan menginfeksinya. Virus dikultur secara terkontrol di medium kulturnya, kemudian dilakukan penghancuran komponen virus yang dapat menyebabkan seseorang menjadi terinfeksi.

Hal ini merupakan salah satu keutungan dari vaksin inaktif, yaitu tidak ada risiko terjadinya virulensi. Jadi, orang yang sudah vaksin Sinovac tidak akan menjadi positif COVID-19 karena divaksin, baik dari pemeriksaan antigen maupun PCR, namun akan reaktif IgM dan/atau IgG[3] pada hasil pemeriksaan antibodi SARS-CoV-2. Berikut kekebalan yang penulis dapatkan sebulan setelah penyuntikan dosis pertama. Angka ini masih bisa bervariasi di masing-masing individu.

Proses pemberian vaksin tentunya memiliki reaksi simpang. Reaksi lokal (pada sekitar lokasi penyuntikan) atau sistemik (seluruh tubuh) dapat terjadi setelah vaksinasi. Reaksi berat dan tidak terduga juga bisa terjadi, meskipun angkanya pun sangat jarang. Sebagian besar reaksi tergolong ringan dan umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa intervensi medis.

Prosedur keamanan vaksinasi maupun vaksinnya sendiri sudah menjadi perhatian sejak tahun 1990-an, sehingga dibentuklah Komite Nasional Pengkajian Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Selain itu, vaksin yang beredar di masyarakat pun harus sudah mendapat izin edar dari BPOM yang sudah menelaah bagaimana efektivitas vaksin Sinovac, dan juga segi keamanannya. Sehingga masyarakat bisa tenang, vaksin yang disuntikkan padanya adalah yang efektif dan aman.

Efek Setelah Vaksin

Penulis mengalami rasa nyeri terlokalisir di daerah suntikan selama 3 hari, baik pasca penyuntikan vaksin dosis pertama maupun kedua. Efek berupa rasa kantuk yang hebat dirasakan setelah vaksinasi dosis pertama. Kemudian, penulis mengalami batuk ringan selama 2 hari setelah menerima dosis vaksin CoronaVac yang kedua. Kondisi ini merupakan hal ringan yang membaik sendiri tanpa intervensi pengobatan tertentu. Namun, efek pada masing-masing orang akan berbeda-beda.  

Reaksi lokal yang paling sering terjadi adalah nyeri dan pembengkakan pada lokasi bekas suntikan. Reaksi sistemik yang dapat terjadi berupa demam ringan, rasa lemas, nyeri kepala, nyeri sendi, bahkan pada beberapa kondisi bisa juga mengalami batuk-pilek ringan, dan rasa tidak nyaman di tenggorok. Untuk mengurangi nyeri di area bekas suntikan, kompres lokasi suntikan dengan handuk yang sudah dibasahi dengan air dingin (bukan es batu), dan lakukan gerakan ringan pada lengan. Untuk mengurangi demam, minum air putih yang cukup, serta bisa ditambahkan minum parasetamol.

Reaksi alergi terhadap komponen vaksin juga bisa terjadi, meskipun kasusnya juga jarang. Gatal-gatal, bentol di kulit, bibir bengkak, atau bahkan sesak. Reaksi sistemik yang berat adalah syok anafilaktik, dominan terjadi akibat alergi dengan komponen vaksin. Terjadi pelebaran pembuluh darah secara sistemik, sehingga tekanan darah turun drastis dan akhirnya pasien pingsan.

Oleh karena itu, pada prosedur vaksinasi, semua orang yang baru divaksin harus diobservasi dahulu 30 menit sebelum diperbolehkan pulang. Di tempat vaksinasi, akan selalu ada dokter yang bertugas dan obat-obatan emergensi untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut. Yang perlu diingat, tubuh masih membutuhkan waktu untuk membentuk kekebalan. Lama masa antibodi bertahan di dalam tubuh pun masih dalam penelitian, apakah perlu booster ulang setiap tahun, atau tidak.

Sehingga, vaksinasi tetap harus dibarengi dengan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, rajin mencuci tangan, dan jika tidak penting, maka kurangi mobilitas (5M). Vaksinasi hanya menjadikan kita lebih tidak berisiko jika terpapar dengan orang yang sakit COVID-19, namun tidak mencegah kita terpapar. Hal yang akan mencegah kita terpapar virus adalah 5M tersebut. Sinergiskan vaksinasi dan 5M, semoga kita dan keluarga dalam keadaan sehat selalu.


[1] COVID-19 = Corona Virus Disease, mulai menjangkiti dunia di akhir 2019, disebabkan oleh virus SARS-CoV-2

[2] Patogen adalah organisme penyebab penyakit, membutuhkan inang yang akan diinfeksi.

[3] IgM dan IgG = Immunoglobulin M dan G, antibodi spesifik yang terbentuk baik dari proses sakit atau pasca vaksinasi. Antibodi yang terbentuk pasca vaksinasi bertahan lebih lamaa dibanding jika dar proses sakit. Penjelasan lebih lanjut dapat dibaca disini

Seorang istri, putri, dan kakak, yang juga adalah Dokter Umum di DKI Jakarta. Penyuka diskusi (terutama dengan suami), pecinta harum buku baru, dan tertarik dengan dunia literasi. Saat ini sedang rindu dengan suara debur ombak dan lagu klasik di toko buku.

2 thoughts on “Sebulan Setelah Vaksinasi CoronaVac dari Sinovac

  • Keren terimakasih infonya Dokter cantik,semoga selalu dlm lindungan Allah SWT,selamat bekerja,,dan terus memberikan informasi terbaik untuk kami semua🙏salam SEHAT ❤️

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like