Problem Belajar di Masa Pandemi Covid-192 min read

Wabah Covid-19 bukan alasan untuk berhenti belajar. Walau dunia terkena wabah, namun belajar harus tetap berjalan. Pemerintah telah melakukan kebijakan dengan menerapkan sistem belajar jarak jauh (daring) dan luring (luar jaringan) yang sangat terbatas. Dibalik terbatasnya metode belajar tatap muka, terdapat proses transformasi yang dilakukan pada sistem pendidikan, tak terkecuali pada seluruh jenjang pendidikan.

Saat ini pendidikan menerapkan pembelajaran daring yang diikuti oleh seluruh siswa. Mau tidak mau, berat tidak berat siswa harus menerima kenyataan bahwa mereka harus belajar dari rumah melalui daring. Orang tua menjadi pendamping sekaligus guru bagi anak-anaknya di rumah. Banyak kendala yang disampaikan siswa kepada guru terkait pembelajaran jarak jauh.

Kendala itu diantaranya jaringan internet yang tidak lancar, kuota paket yang tidak mencukupi, dan perangkat HP yang tidak memadai. Semua menjadi bahan masukan bagi guru untuk menerima kondisi peserta didiknya. Memang tidak semua wilayah dapat layanan jaringan internet yang memadai, daerah yang di pelosok-pelosok, di gunung, di lembah yang jauh dari pemancar jaringan menjadi kendala tersendiri.

Pelayanan pendidikan tetap harus diberikan dengan baik. Pemerintah sendiri melalui Kemendikbud mencoba memberikan bantuan berupa kuota data internet yang berguna untuk mendukung belajar siswa dari rumah. Kuota ini diharapkan mampu membantu siswa untuk belajar dengan menggunakan atau mengakses beberapa aplikasi program belajar.

Bantuan kuota digunakan untuk mendukung LMS (Learning Manajemen Sistem) yang diintegrasikan dengan sistem pembelajaran daring. Beberapa aplikasi yang bisa digunakan adala classroom, moodle, zoom meeting. Kendala lain yang masih ada dalam sistem daring diantaranya siswa masih merasakan beberapa pembelajaran yang membosankan dan sulit diterima siswa.

Dapat dikatakan beberapa kendala orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah pada masa pandemi Covid- 19 ini adalah kurangnya pemahaman materi oleh orang tua, kesulitan orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki cukup waktu untuk mendampingi anak karena harus bekerja, orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak saat belajar di rumah, kesulitan orang tua dalam mengoperasikan gadget, dan kendala terkait jangkauan layanan internet.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan harus segera diketahui oleh para pemangku kebijakan untuk menentukan arah strategi pendidikan selanjutnya, sehingga meminimalisir tingkat ketidakbermanfaatan bagi siswa, yang berdampak pula bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Guru SMK Negeri 2 Pacitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like