Relevansi Teori Psikoanalisis Sigmund Freud3 min read

Bagi orang yang bergelut didalam ilmu psikologi tentu tidak asing dengan tokoh Sigmun Freud. Dia adalah pelopor yang mengembangkan madzab pertama dalam aliran ilmu psikologi. Dalam aliran ilmu psikologi, kita akan mengenal beberapa madzhab yang menjadi rujukan. Dalam pemahaman saya, ada 3 madzhab yang menjadi rujukan dalam memahami ilmu psikologi.

Madzhab pertama yang dipelopori oleh Sigmund Freud aliran ini dinamakan psikoanalisis, madzhab kedua yang di pelopori oleh tokoh Thorndike aliran ini dinamakan psikologi behavioralisme, madzhab ketiga yang di pelopori oleh tokoh Abraham maslaw aliran ini dinamakan psikologi humanistic.

Dalam hal ini kita akan membahas tentang teori psikoanalis yang dipelopori oleh Sigmund Freud. sekaligus menjadi madzhab pertama dalam ilmu psikologi. Pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang” oleh karnanya kita akan membahas Sigmund Freud dan pemikirannya tentang perilaku kepribadian manusia.

Beliau di lahirkan di Morvia pada tanggal 6 Mei 1856. Sigmund Freud adalah seorang dokter yang berhasil membuahkan sebuah teori tentang perilaku kepribadian manusia. Sigmund Freud mendapatkan pandangan teorinya berdasarkan dengan menganalis dirinya sendiri dengan proses yang penuh pergulatan sepanjang hidupnya, di tambah dengan mencermati pasien-pasien yang berobat kepadanya.

Pada akhirnya Sigmund Freud melahirkan teori psikoanalis. Teori psikoanalis ialah sebuah teori yang mencoba melihat perilaku kepribadian manusia. Teori psikoanalis Sigmund Freud melahirkan sebuah struktur. Dimana struktur itu menjadi sebuah perilaku manusia itu sendiri. Adapun struktur kepribadian menurut Sigmund Freud anatara lain:

Pertama Id (das es). Id adalah sebuah dorongan yang ada pada alam bawah sadar kita. Adapun pengertian lain yang mengatakan bahwa Id adalah suatu kata yang sangat dominan di kenal dengan prinsip kesenangan, karena selalu berusaha meredam ketegangan dalam kepuasan. Id adalah komponen yang hadir sejak lahir.

Dapat kita mengerti dari penjelasan diatas bahwa Id merupakn sebuah dorongan atau perasaan naluriah yang ada sejak lahir dimana perasaan itu jika dilakukan atau di realitakan maka prinsip kesenangan akan tersalurkan. Contohnya saja, seorang yang merasa lapar akan berpikiran untuk makan. Seperti bayi yang merasa lapar akan menangis jika Id-nya tidak terpenuhi.

Namun itu hanya dorongan saja, tidak ada yang memperantai Id menjadi kenyataan dan kepuasan. Ada sistem lain yang menghubungkan dengan dunia obyektif dan realita. Sistem yang menjadi penghubung itu dinamakan ego (dash ish).

Kedua Ego (dash ich). Ego adalah sebuah sistem yang beraksi dengan proses sekunder, proses sekunder ini adalah proses berpikir secara realistis karena Ego memang dikendalikan oleh prinsip kenyataan. Ego ini yang bertugas untuk merencanakan apakah Id akan dilakukan atau diabaikan saja.

Mengutip contoh pertama bahwa ada seorang yang ingin membeli barang ini dan itu, namun kita harus memikirkan bahwa apakah saya dengan uang yang segini bisa membeli ini dan itu? Jadi dapat kita simpulakan bahwa Ego merupakan perancang dan perencana yang mengontrol segala tindakan yang dilakukan manusia.

Ketiga Super Ego, Super ego adalah aspek-aspek yang mengedepankan prinsip moral dan ideal dari kepribadian, serta di kendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan Id dan prinsip realitas Ego. Superego berisikan dua hal,yaitu Consienta yang berarti menghukum orang dengan memberikan rasa dosa dan Ego ideal yang menghadiahi seorang dengan rasa bangga.

Misalnya begini, dari tindakan realistis dari ego, super ego mentukan nilai-nilai yang dilakukan oleh tindakan tersebut. super ego digunakan untuk menyempurnakan dan membudakan perilaku manusia. Maksudnya segala perilaku manusia itu akan di buat untuk supaya tidak melanggar norma dan adat istiadat yang berlaku.

Dari paparan diatas kita bisa mengetahui struktur kepribadian manusia  menurut Freud. Sejalan dengan pemikiran saya pribadi tentang nafsu, akal, dan hati nurani. Dalam suatu kesempatan Dosen saya pernah berkata bahwa manusia paling sempurna jika mekanisme sistem seperti nafsu, akal, hati nurani dapat seimbang.

Adapun relevansinya Id adalah dorongan dari dalam diri kita untuk memunculkan hasrat naluriyah. Begitupun dengan nafsu adalah dorongan kita untuk berbuat sesuatu, namun dalam pandangan islam nafsu terbagi menjadi tiga menurut al-ghazali, nafsu amarah (jelek), nafsu dholalah (sedang), nafsu mutmainah (baik). Akal adalah pikiran yang menghubungkan dengan realitas bahwa tindak-tanduk nafsu akan dilakukan atau di abaikan. Sama halnya dengan Ego di mana tindak-tanduk Id akan dilakukan atau tidak. Lalu hati nurani adalah sebagian spiritual manusia yang mengedepankan norma-norma agama, budaya. Beitupun juga dengan Super ego yang mengedepankan dengan perinsip moralitas agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Widiyanto Kusnandar adalah seorang yang memiliki filosofi tak ada yang abadi selain menulis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like