Noam Chomsky Hilangnya Tujuan Arti Pendidikan3 min read

E+ducere: “memimpin atau memandang keluar”. “Pendidikan” secara etimologi berasal dari bahasa latin. Mengikuti profesor Jesuit saya, dasar dari memahami kata adalah untuk  menarik orang lain keluar dari “kegelapan”, menuju “kemurahan hati” (dia mengatakan bahwa tanganya merangkul). Pidato yang inspirasional dalam grup seminar pengajar pemula di penddikan tinggi, gagal menentukan cara dalam bertindak, atau alasannya. Kurang memahami misi Jesuit, saya harus mencari tahu sendiri apa itu “kegelapan”, apa yang menyebabkan orang menuju, dan mengapa. Ternyata lebih sederhana dari yang saya kira, dalam berbagai hal, karena saya menyimpulkan bahwa itu bukan tugas saya untuk memutuskan, melainkan memberikan sudut pandang, kumpulan metode—seperangkat alat intelektua, untuk berbicara—dan memamerkan antusiasme. Kemudian keluar dari jalur. Itu semua yang bisa dilakukan pendidik, dan harus dilakukan, menurut pendapat saya. Lebih dari itu bukanlah pendidikan, hanya indoktrinasi. Awalnya cukup sederhana bagi saya. Kalau begitu saja. Beberapa hal, fakta, lebih kontroversial (untuk contoh, istilah google “serangan terhadap pendidikan”).

Apa yang membedakan antara debat dan indoktrinasi? Perdebatan ini muncul kembali ratusan, ribuan, tahun, dan muncul kembali di masa depan. Filosof besar memiliki satu jawaban atau lainnya, dari Plato ke Locke, Hegel dan Rousseau ke Dewey. Melanjutkan tradisi tua, ahli bahasa, aktivis politik, dan akademik luar biasa Noam Chomsky, salah satu intelektual yang paling konsisten, memiliki banyak hal yang di katakan dalam video dan tempat lain tentang pendidikan.

Pertama, Chomsky mendefinisikan pandangannya tentang pendidikan di era “pencerahan”, di mana “tujuan tertinggi hidup untuk bertanya dan mencipta. Tujuan pendidikan adalah menolong masyarakat untuk belajar mengenai dirinya sendiri. Kamu adalah pelajar bagaimana mencapai ilmu di pendidikan dan terserah kamu menentukan bagimana kamu memahami dan menggunakannya”. Bagian teresensial dari pendidikan adalah mendorong perasaan dalam menantang otoritas, berpikir kritis, dan membuat alternatif untuk model yang telah usang. Ini adalah pedagogi yang akhirnya saya adopsi, dan sebagai pengajar pengguruan tinggi dalam ilmu humaniora, tidak jarang saya harus membenarkan.

Chomsky mendefinisikan konsep indoktrinasi sebagai lawan dari pendidikan, di mana ia memberikan pelatihan kejuruan, mungkin bentuk paling jinak. Dibawah model ini, “masyarakat memiliki ide, dari anak-anak, kaum muda di tempatkan dalam tatanan dimana mereka mudah diperintah. Ini cukup eksplisit.” (salah satu catatan dalam Kamus Inggris Oxford mendefinikan pendidikan “sebagai latihan binatang”, perasaan yang tidak berbeda dengan yang dimaksud Chomsky). Bagi Chomsky, model pendidikan ini memaksa “siswa terjebak utang yang, kaum muda, hidup dalam kepatuhan. Justru sebaliknya keluar dari tradisi pencerahan.” Dalam perjuangan antara dua definisi—Athena vs Sparta, bisa dikatakan—adalah pertanyaan yang mengganggu reformasi pendidikan pada tahap pertama dan kedua: “Apakah kamu berlatih untuk lulus tes atau kamu berlatih untuk bertanya?”.

Chomsky melanjutkan diskusi membahas pendidikan dalam perubahan teknologi yang terjadi sekarang, fokus diskusi dan debat yang tak terhitung jumlahnya tidak hanya membahas tujuan pendidikan, tetapi metode yang tepat (yang diinvestasikan dalam subyek), termasuk kegelisahan atas pergeseran pendidikan lewat ruang kelas ke online atau nilai gelar versus sertifikat. Chomsky memandang teknologi “pada dasarnya netral”, seperti palu yang dapat membangun rumah atau “menghancurkan tenggorak seseorang”. Perbedaanya adalah menyusun referensi dalam menggunakan alat tersebut. Lagi, subyek yang kontoversial, dan banyak yang dibahas disini, tapi saya akan membiarkan Chomsky menjelaskan. Apapun pendapat kamu tentang politiknya, pengetahuan dan pengalamannya sebagai peneliti dan pendidik membuat pandangannya tentang pendidikan layak dipertimbangkan.

*Diterjemahkan dari tulisan Josh Jones berjudul Noam Chomsky Spells Out the Purpose of Education. 8 November 2012.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like