Filsafat

Berger dan Luckmann: Kecerdasan Buatan dan Pembentukan Realitas Sosial

Realitas sosial bukanlah entitas yang hadir begitu saja di luar sana. Ia dibentuk, dinegosiasikan, dan dipelihara oleh individu-individu dalam interaksinya. Inilah pandangan sosiologis radikal yang diajukan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam karya klasik mereka, The Social Construction of Reality (1966). Dalam buku itu, mereka menegaskan bahwa dunia sosial adalah hasil konstruksi manusia […]

Al-Ghazali vs Ibn Rushd dalam Duel Intelektual Sepanjang Zaman

Sebelum menyelami isi karya monumental Ibn Rushd berjudul Tahafut at-Tahafut (Kekacauan atas Kekacauan), penting untuk memahami konteks lahirnya buku ini. Karya tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan respons langsung terhadap kritik pedas yang dilontarkan oleh Al-Ghazali dalam Tahafut al-Falasifah (Kekacauan Para Filsuf), sebuah teks yang ditujukan untuk menggugat pemikiran para filsuf besar Islam seperti Al-Farabi […]

Perang Intelektual Abad Pertengahan antara Al-Ghazali dan Ibn Rushd

“Kebenaran tidak bertentangan dengan kebenaran.”— Ibn Rushd “Tujuan utama ilmu adalah membawa manusia kepada Tuhan.”— Al-Ghazali Dalam sejarah pemikiran Islam, pertarungan ideologis antara Abu Hamid Al-Ghazali dan Abu al-Walid Ibn Rushd menandai babak penting dalam perdebatan antara agama dan filsafat. Ini bukan semata soal perbedaan pendapat, tetapi tentang arah peradaban: apakah wahyu ilahi cukup untuk […]

Menyelami Filsafat Al-Ghazali: Jalan Tengah antara Rasio dan Wahyu

Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali (1058–1111) adalah salah satu pemikir terbesar dalam sejarah Islam. Ia dijuluki Hujjatul Islam (argumen Islam) karena kepiawaiannya dalam menjembatani antara rasionalitas filsafat dan spiritualitas agama. Lahir di Tus, Persia (sekarang Iran), Al-Ghazali tumbuh dalam lingkungan intelektual yang kental, hingga akhirnya menjadi figur sentral dalam pemikiran Islam klasik.[1] Di tengah […]

Nietzsche Penulis Pascakematian

Friedrich Nietzsche kerap menyebut dirinya sebagai “penulis pascakematian”—seseorang yang karyanya hanya akan dimengerti oleh generasi yang belum lahir. Julukan ini bukan sekadar provokasi retoris, tetapi mencerminkan kesadaran radikal Nietzsche atas ketaktertimaan pemikirannya. Dalam karya-karyanya, terutama Unzeitgemässe Betrachtungen atau yang umum diterjemahkan sebagai Untimely Meditations, Nietzsche menantang arus pemikiran zamannya dan membayangkan audiens yang belum eksis: […]

John Dewey: Menyulam Liberalisme, Demokrasi, dan Pragmatisme dalam Filsafat Sosial

John Dewey dikenal sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah intelektual Amerika. Filsafatnya tidak hanya menawarkan gagasan teoretis, tetapi juga mengajak masyarakat untuk berpikir dan bertindak secara reflektif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggabungkan liberalisme, demokrasi, dan pragmatisme, Dewey memberikan visi baru tentang bagaimana masyarakat modern dapat berkembang secara inklusif, dinamis, dan bertanggung jawab.[1] Filosof, […]

Ali Shariati: Haji Sebagai Gerakan Kesadaran

Haji, ibadah puncak dalam Islam, kerap dipahami semata sebagai ritual tahunan umat Muslim yang berpusat di Mekah. Namun, bagi Ali Shariati, seorang pemikir revolusioner Iran abad ke-20, Haji adalah sesuatu yang lebih dari sekadar kewajiban ibadah. Ia merupakan proses transformasi spiritual dan sosial, yang dapat membebaskan manusia dari keterasingan, struktur penindasan, dan keterikatan pada ego. […]

Sosrokartono: Sang Jenius Nusantara

Di tengah gemuruh nama-nama besar dalam sejarah kebangkitan nasional Indonesia, seperti Soekarno, Hatta, dan Kartini, terdapat sosok yang kerap luput dari sorotan publik: Raden Mas Panji Sosrokartono. Kakak kandung dari Raden Ajeng Kartini ini adalah figur multidimensi — seorang poliglot, jurnalis perang, intelektual, mistikus, dan pemikir yang tajam. Namun sayangnya, ketokohan dan pemikirannya masih belum […]

Premanisme dalam Perspektif Filsafat: Antara Eksistensi, Kekuasaan, dan Moralitas Alternatif

Premanisme sering dipahami sebagai fenomena sosial yang negatif dan problematik. Secara umum, masyarakat mengasosiasikan premanisme dengan kekerasan, intimidasi, dan perilaku kriminal yang merusak tatanan sosial. Namun, jika kita menggali lebih dalam melalui lensa filsafat, premanisme tidak hanya sekadar bentuk kejahatan, tetapi juga mencerminkan aspek-aspek mendalam tentang eksistensi manusia, kekuasaan, dan nilai-nilai moral alternatif yang unik. […]

More posts