Tahan Jarimu, Literasi Lebih Dalam, Jangan Termakan Clickbait!4 min read

Pernah tidak membaca komentar warganet mengenai berita yang dibagikan oleh redaksi media di X?

Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan berita pemutusan saluran air bersih di Cilegon oleh salah satu caleg PKS. Berita itu dirilis kanal Kumparan dengan headline “Kecewa Gagal Terpilih, Caleg PKS di Cilegon Putus Saluran Air Bersih Untuk Warga” pada Selasa, 12 Maret 2024. Tentu saja headline itu mengundang perhatian warganet. Kini, unggahan itu terpantau sebanyak 6,5 juta views.

Judul berita itu tentu saja mengundang pro dan kontra di komentar. Ada beberapa komentar warganet yang ditujukan kepada caleg tersebut: bagus deh ga lolos, udah ketaker kelakuannya andai kepilih (@m********l); oh ada maunya ternyata, berarti selama ini gak ikhlas ya (@M*******o). Ada juga yang memberi masukan kepada Kumparan karena membuat judul berita yang memancing emosi netizen yang hanya membaca dari judulnya saja: lain kali, berita konflik di-cover both side dong, Min. Kecewa banget. Masyarakat literasi rendah boro2 baca jawaban beliau, cuma baca judul langsung mrah2. Kasihan budi baik bapaknya kelibas beritamu ini (@l*******o); kebayang seberapa besar dosa yang ditanggung jurnalis dan editor Kumparan karena judul jahat ini, padahal isinya gak seperti apa yang dikesankan judul (@b**********_).

Isi berita itu menjelaskan apabila Sumedi, Caleg DPRD Kota Cilegon, tak kuat membiayai lagi sehingga menutup—bukan memutus—saluran air besih sampai mendapat solusi terbaik. Beliau sudah memberi subsidi tersebut selama 4 tahun dengan biaya Rp 2.000.000—2.500.000 per bulan dan membantah karena kegagalannya lolos ke parlemen Kota Cilegon.

Di era digital yang pesat saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa portal media online menjadi salah satu bisnis yang ikut berkembang. Strategi yang cukup intensif untuk kepentingan media online adalah dengan membuat headline yang mencolok dan sensasional yang kini disebut dengan clickbait.

Dikutip dari Oxford Languages, clickbait adalah judul konten yang dibuat untuk menarik perhatian dan mendorong pengunjung untuk mengklik tautan ke halaman web tertentu. Fenomena semacam itulah yang kita sebut dengan clickbait headline. Menurut kamus Merriam-Webster, clickbait headline adalah headline yang dirancang agar pembaca penasaran dan ingin meng-klik hyperlink yang terkait dari berita tersebut (Kertanegara, 2018:34). Kesenjangan informasi ini menghasilkan perasaan keingintahuan atau penasaran (Bloom & Hansen, 2015). Rasa penasaran ini kemudian memotivasi pembaca membuka halaman yang diinginkan dengan klik baru. Dengan harapan bisa mendapatkan informasi yang hilang, seperti yang disampaikan di judul clickbait (Mustakim, Adam, & Asnidar, 2023).

Judul yang sensasional mengundang rasa penasaran dan kepo masyarakat virtual. Hal ini berpotensi buruk karena pembaca mendapat informasi yang keliru dan membagikannya tanpa kroscek terlebih dahulu. Dalam QS. Al-Hujurat [49]:6, Allah Azza Wajalla berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.”

Dalam ayat tersebut jelas sekali bahwa diimbau untuk tidak membawa suatu berita yang dapat mencelakakan atau menyesatkan orang-orang dan harus diteliti kebenarannya. Clickbait memang menjangkau pembaca secara luas, tetapi apakah pembaca yang dijangkau merupakan pembaca yang tepat? Dari sisi media itu sendiri, memang menguntungkan karena bisa mendapat engagement yang tinggi, tetapi bisa merugikan pembaca karena mendapat disinformasi.

Hal-hal yang tidak menyenangkan ini yang menjadikan literasi media menjadi suatu hal yang penting. Literasi sendiri bukan hanya sekadar membaca dan menulis, melainkan perlu pengetahuan dan pemahaman individu dalam mengolah informasi. Dikutip dari situs web Deepublish Store, definisi literasi media berasal dari bahasa Inggris, yaitu media literacy terdiri dari dua kata: media yang merupakan tempat pertukaran pesan dan literacy berarti melek. Dalam hal ini literasi media merujuk kemampuan khalayak dalam melek terhadap media, pesan media massa dalam konteks komunikasi massa. Literasi media berhubungan dengan bagaimana khalayak dapat mengambil kontrol atas media.

Pembaca harus mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi-informasi yang diterimanya dari suatu berita dengan bijak (Dewi Trustyanda, Ratu Afni Rizki, & Okto Sri, 2021). Hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang termakan hoax dan terpancing emosi.

Seringkali jari-jemari lebih cepat menanggapi daripada membaca informasi lebih lengkap dan kroscek keabsahan berita tersebut. Sebab tidak sedikit orang yang terkecoh dengan headline yang memancing perasaan sehingga memberi jejak sentimen negatif dalam kolom komentar. Ditambah, hal itu bisa berakibat fatal karena dapat menggiring opini publik dan kesalahpahaman pembaca dalam mencerna informasi. Oleh karena itu, perlu menahan jari-jemari untuk berkomentar dan membaca informasi secara lengkap supaya tidak termakan oleh clickbait. Media sosial memiliki kemampuan untuk mengubah perilaku orang karena memberi orang akses ke informasi dari seluruh dunia. Dalam mengelola berbagai informasi yang didapatkan, kita diharapkan bisa menyaring informasi tersebut terlebih dahulu, sebelum kita membagikan kembali informasi tersebut. Ketika menggunakan media sosial, kita diharapkan dapat menerapkan sikap yang tidak berlebihan sehingga bisa menunjukan bahwa kita pengguna media sosial yang dapat menerapkan sikap bijak.

Rujukan

Dewi Trustyanda, N., Ratu Afni Rizki, C., & Okto Sri, Q. (2021). Budaya Clickbait Pada Judul Berita di Era Digital 4.0. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 4601-4611. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i9.4190

Kecewa Gagal Terpilih, Caleg PKS di Cilegon Putus Saluran Air Bersih untuk Warga. (2024, Maret 12). Dipetik Maret 13, 2024, dari Kumparan: https://kumparan.com/kumparannews/kecewa-gagal-terpilih-caleg-pks-di-cilegon-putus-saluran-air-bersih-untuk-warga-22KyNwj8vL3/1

Literasi Media: Pengertian, Konsep, Fungsi dan Manfaat. (2023, Januari 1). Dipetik Maret 15, 2024, dari Deepublish Store: https://deepublishstore.com/blog/literasi-media/

Mustakim, Adam, A., & Asnidar, A. (2023). Penggunaan Clickbait Terhadap Judul Berita Pada Media Online Edisi Tahun 2022-2023 untuk Menarik Minat Pembaca. Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa, 211-222. https://doi.org/10.59581/jmpb-widyakarya.v1i2.442

Mahasiswi Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret, yang menyukai warna biru dan hewan koala. Lebih suka me time daripada main dengan teman-temannya. Hal itu tidak menjadikannya tidak bisa berinteraksi, hanya saja lebih nyaman sendirian.

One thought on “Tahan Jarimu, Literasi Lebih Dalam, Jangan Termakan Clickbait!

  • Tulisan yang relate dengan keadaan sekarang, baru baca sekilas sering langsung loncat ke kesimpulan. Ibaratnya kayak mie kuah yang disantap tanpa bumbunya, kurang lengkap. Ditunggu lagi tulisannya mbak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like