Squid Game dan Pinjaman Online di Indonesia4 min read

Squid game merupakan film yang sedang viral saat ini. Film ini memperlihatkan sisi kehidupan manusia yang sangat pelit. Di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat, tuntutan kehidupan sangatlah tinggi, ditengah masyarakat kita masih dominan konservatif. Hal demikian seperti yang dijelaskan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) yang memetakan tantangan kehidupan yang di dapati.

Ketua Komisi Kebudayaan AIPI, Amin Abdullah mengatakan situasi saat ini yang semakin kompleks merupakan dampak perkembangan tekonologi yang cepat termasuk, tentang agama dan kemanusiaan (republika.com). Apa yang dijelaskan oleh Amin Abdullah sangat erat dengan realitas kehidupan umat manusia saat ini.

Perkembangan teknologi yang pesat, mengubah perilaku sosial masyarakat yang ada. Masih ingat dengan budaya Indonesia yang terkenal, yaitu budaya gotong royong. Budaya ini perlahan hilang ditengah masyarakat yang urban. Kehidupan individualistic telah menghampiri kehidupan umat manusia saat ini.

Padahal konsep kehidupan sosial ialah manusia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Justru realitas ini yang sedang terbangun. Di film squid game mereka merupakan orang-orang yang tereliminasi oleh kehidupan sosial saat ini. Dimana masalah yang didapatkan, hanya menjadi masalah sendiri dan diselesaikan sendiri. Tidak ada lagi konsep tolong menolong dalam kehidupan sosial yang ada.

Squid Game, Sebagai Kritik Sosial

Film yang disutradarai oleh Hwang Dong Hyuk menceritakan kisah sebagian orang di korea yang terlilit utang. Karena tidak memiliki pekerjaan, skill atau keterampilan yang mumpuni mereka harus berutang ke koperasi atau rentenir, untuk bisa menyambung kehidupan mereka. Dengan berbagai dorongan yang berbeda-beda, serta putus asa yang sudah memuncak, mereka mengikuti permainan yang itu, berdampak kepada hilangnya nyawa orang-orang yang kalah dalam sebuah permainan.

Para pemain harus tetap bermain sampai game selesai dan mendapatkan puluhan juta uang. Bagi orang yang frustasi dengan kehidupan mereka, maka permainan ini sangat menarik walaupun harus merenggut nyawa mereka. Dorongan itulah yang membuat, ketakutan akan mati hilang seketika. Sebab kehidupan yang nyata lebih kejam, yang tanpa memberikan harapan apapun.  

Bagaimana realitas kehidupan saat ini sangat menghawatirkan. Kehidupan yang makin sulit, membuat masyarakat banyak yang berputus asa. Keputusasaan itu justru membawa mereka bertindak diluar nalar. Dalam film squid game ini, sangat relevan dengan keadaan banyak negara saat ini, termasuk Indonesia. menurut data Badan Statistik Pusat (BPS) merilis angka kemiskinan Indonesia pada Maret 2021 pada angka 27,54 juta penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan hingga kuartal I 2021.

Angka ini tentunya masih tinggi bagi negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah ruah. Namun justru itu, kesejahteraan masih saja belum banyak didapatkan. Apalagi di tengah pandemic seperti ini, perekonomian semakin menghawatirkan. Banyak kemudian masyarakat meminjam ke koperasi secara online untuk memudahkan. Namun imbas yang didapatkan lebih berbahaya dari jumlah pinjaman yang didapatkan.

Squid game ini menunjukkan realitas kehidupan dimasyarakat, yang tidak diperhatikan. Bagaimana bukan hanya persoalan menyambung hidup, tetapi dalam film tersebut ada seorang ibu yang tidak bisa mendapatkan akta kelahiran anaknya karena tidak memiliki uang. Film ini juga menunjukkan bagaimana semua sistem yang ada, harus membutuhkan uang sebagai pelancar dari segala urusan. Jika meminjam kata Muhammad AS Hikam maka perlu adanya civil society sebagai suatu peradaban yang membangun dan bisa memaknai kehidupannya.

Realitas Kehidupan Sosial

Beberapa hari ini viral pengrebekkan kantor pinjol yang telah banyak merugikan masyarakat. Mereka menawarkan pinjaman secara online, dengan mengirimkan via pesan melalui media sosial. Pinjaman online ini muncul, karena banyaknya kebutuhan masyarakat ditengah pandemic yang tidak bisa di realisasikan. Ditambah lagi dengan merosotnya usaha kecil menegah akibat pandemic ini.

Seperti yang dilansir oleh beberapa media, modus operator pinjaman online yaitu menawarkan pinjaman dengan dana yang besar. Ada juga yang kemudian mencuri data kependudukan, sehingga tiba-tiba mendapatkan tagihan dari pinjaman online tersebut. Banyak masyarakat yang frustasi akibat pinjaman online ini. Data yang ada bahkan rela bunuh diri karena tidak bisa membayar utang dari pinjaman online. Seperti yang dilansir oleh media okenews.com pada 15 Oktober 2021 bahwa ada lima kasus bunuh diri akibat terlilit utang pinjaman online.

Di film squid game dan realitas di Indonesia sama, sama-sama terjerat utang, bedanya di Film squid game mereka harus mengikuti permainan yang bisa membunuh. Di Indonesia tanpa mengikuti permainan bisa mati bunuh diri. Kehadiran negara sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang hari ini sedang menderita. Bantuan sosial yang sudah ada, perlu dievaluasi dalam pendistribusiannya.

Sebab banyak juga pemberian bansos ini yang tidak tepat sasaran. Bukan malah membantu menurunkan kesenjangan yang ada. Justru mmebuat konflik baru ditengah masyarakat. Tentunya kita tidak menginginkan hal demikian terjadi. Undang-undang telah mengatur pada pasal 27 ayat 2 UU 1945 bahwa masyarakat berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Asman Dari Kota Kendari Sultra. Saat ini sedang mempersiapkan diri untuk lebih baik lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like