Dimensi Ekonomi dalam Kaca Human Security4 min read

Pemikiran tentang konsep keamanan telah menjadi studi klasik yang sampai hari ini konsep ini tidak lepas dari kehidupan manusia. Berkiblat dari peristiwa perang dingin, di mana keamanan selalu dihubungkan dengan kekuatan militer antara negara adidaya saat itu. Itu tidak salah di mana saat itu keamanan hanya diteropong dalang lensa traditional security. Keamanan dimaknai sebagai ancaman yang berasal dari luar batas negara dan berhubungan dengan ancaman fisik seperti penggunaan persenjataan, penembakan, dan lainya.

Namun seiring berjalanya waktu pemikiran tentang keamanan mulai bergeser dan mengalami pemaknaan yang sangat melebar dan tanpa kita sadari itu berhubungan dengan keamanan manusia. Keamanaan era kontemporer saat ini bukan hanya bertendensi pada persoalan militer sebagai ancaman, namun keamanan telah memasuki lini-lini sektor yang justru mengancam dari keamanan manusia.

Non Traditional Security

Setelah terjadinya perang dingin, konsep keamanan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Para ilmuwan mulai menyadari jika globalisasi telah memberikan pengaruh dalam konsep keamanan. Tidak lagi masalah militer, tetapi keamanan justru sudah bisa masuk ke lini kehidupan manusia.

Barry Buzan dalam artikelnya yang berjudul “Rethinking Security after the Cold War” mengungkap bahwa keamanan mengalami pelebaran makna dari keamanan tradisional (keamanan konvensional) bergeser ke non ancaman tradisional. Artinya keamanan bukan fokus lagi pada masalah militer semata, namun sudah masuk dalam aspek sosial, ekonomi, societal, lingkungan, dan politik.

Ancaman non tradisional ini tentu harus diwaspadai dan direspon secara cepat karena banyak negara-negara yang gagal dalam menghadapi ancaman non tradisional ini. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa negara yang selalu bertendensi jika keamanan hanya diukur dalam aspek kekuatan militer semata. Tidak heran jika banyak negara yang memperkuat pertahanan militernya untuk menahan serangan fisik yang dianggap ancaman dari negara di luar batasnya.

Tulisan Barry Buzan ini harus digarisbawahi bahwa keamanan non tradisional merupakan ancaman yang multidimensional. Globalisasi telah membawa perubahan paradigma kompleks yang harus direspon oleh setiap negara. Saat ini masalah lingkungan, kelaparan, ketahanan pangan, kemiskinan, sosial, ekonomi secara nyata menjadi ancaman terhadap keamanan non tradisional .

Ekonomi dan Keamanan

Ada yang menarik melihat pergerakan konsep keamanan yang disampaikan oleh Barry Buzan. Hal ini sekaligus menjadi diskursus menarik bahwa ekonomi menjadi sektor yang mampu menggeser sektor militer dalam memahami konsep keamanan. Sekarang masalah keamanan tidak lagi ditendensikan pada masalah militer, tetapi justru ekonomi.

Masalah keamanan tidak boleh hanya dibatasi pada persoalan kontestasi kekuatan militer antara negara satu dengan lainya, tetapi batas batas itu telah kabur. Adanya perkembangan teknologi informasi, integrasi dunia dalam jaringan ekonomi yang sangat luas, meningkatnya intensitas hubungan ekonomi, politik, sosial negara-negara di dunia telah menciptakan konsep keamanan baru yang dapat mempengaruhi keamanan nasional yakni ancaman keamanan non tradisional dan berkaitan dengan human security.

Dalam laporan yang dirilis oleh UDDP tahun 1990 di PBB menyatakan jika pembangunan harus berfokus pada masyarakat bukan berfokus pada pembangunan keamanan batas negara sebagai ancaman fisik. Keamanan tradisional yang hanya berkonsentrasi pada masalah militer diasumsikan belum mampu merespon jaminan keamanan manusia dalam setiap negara. Ancaman keamanan bukan hanya pada masalah ancaman militer, namun juga non militer.

Hal inilah yang menyebabkan persinggungan dan perdebatan bahwa human security menciptakan persinggungan antara keamanan dan pembangunan. Kemudian isu ini direspon oleh UNDP tahun 1994 yang mengeluarkan laporanya tentang human security. Laporan UNDP menegaskan setidaknya ada tujuh ancaman terhadap keamanan manusia. Hal itu meliputi aspek ekonomi, pangan, kesehatan, lingkungan, personal, komunitas, dan politik.

Secara nalar manusia dikatakan aman ekonomi apabila secara aspek ekonomi manusia berdaulat atas eksistensinya untuk melangsungkan kehidupanya tanpa ada rasa ketakutan dan kecemasan dalam dirinya. UNDP menegaskan jika keamanan ekonomi dimaknai sebagai situasi yang mensyaratkan pendapatan ekonomi tetap sebagai hasil dari pekerjaan yang layak. Atau keamanan ekonomi bisa bersumber dari sekuritas jaringan sosial yang dibiayai oleh negara.

Oleh karenanya ini penting ditelaah bagaimana keamanan secara ekonomi menjadi penting untuk membangun human security. Pada konteks negara-negara berkembang masalah keamanan ekonomi masih terjadi. bahkan persoalan ini masih terjadi ketimpangan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena mayoritas negara-negara berkembang masih belum selesai mengurusi masalah kesejahteraan publiknya, sehingga jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia.

Bergesernya fokus negara di dunia dari pembangunan kekuatan militernya ke pembangunan kekuatan ekonomi menunjukkan bahwa dimensi ekonomi bagi human security menjadi sangat penting. Atau bisa dikatakan bahwa ekonomi telah menggeser militer karena pengaruh globalisasi. Tidak heran jika ekonomi dijadikan instrumen untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara lainya. apalagi lagi dalam konteks negara-negara maju seperti Amerika Serikat pasti memiliki kekuatan ekonomi yang sangat besar. Hal itu berdampak pada kekuatan militernya yang masuk dalam terbaik dunia. Asumsinya ialah kekuatan militer yang dibangun di Amerika Serikat mencerminkan kekuatan dan kemampuan ekonominya yang diciptakan.

Mahasiswa Departemen Ilmu Pemerintahan FISIPOl Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like