Ajaran dan Pemikiran Karl Marx “sesungguhnya”2 min read

Pertama, “Marxisme” berbeda dari “komunisme”. “Komunisme” juga disebut “komunisme internasional” dan merupakan nama “gerakan komunis”. Komunisme adalah gerakan dan kekuatan politik Partai Komunis di bawah kepemimpinan Partai Komunis sejak Revolusi Oktober 1917. Lenin menjadi kekuatan politik dan ideologis internasional. Istilah “komunisme” juga berlaku untuk “doktrin komunisme” atau “Marxisme-Leninisme”, yang merupakan doktrin resmi atau “ideologi” komunisme.

Oleh karena itu, Marxisme menjadi salah satu komponen sistem ideologi komunis. Komunis selalu menganjurkan monopoli atas doktrin Marxis, tentu saja, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pewaris sah doktrin Marxis. Harus diperhatikan bahwa sebelum monopoli Lenin, istilah “komunisme” digunakan dalam cita-cita utopis masyarakat, di mana semua hak milik pribadi dihapuskan dan semuanya dimiliki bersama.

Istilah “Marxisme” sendiri adalah istilah yang digunakan untuk membakukan ajaran resmi Karl Marx, dan terutama dikembangkan oleh temannya, Friedrich Engels (1820-1895) dan ahli teori Marxis Karl Kautsky (1854–1938). Dalam standarisasi ini, doktrin Marx yang rumit dan tidak dapat dipahami biasanya direduksi menjadi ideologi yang cocok untuk perjuangan buruh.

Georg Lukacs menegaskan bahwa “Marxisme klasik” campuran Engels dan Kautsky menyimpang dari makna sebenarnya dari Marx. “Ajaran Marxisme” sendiri pertama kali ditemukan dalam “Ideologi Jerman”, tidak memuat semua yang dipikirkan Marx, tetapi hanya apa yang diyakini Marx benar dan pasti.

Marx masih masih menulis jauh lebih banyak, misalnya semua karya perkembangannya sering disebut “Young Marx”, atau mahakarya “Grun-drisse” terbitan 1859, yang pertama kali diterbitkan di Moskow 80 tahun kemudian. Apa yang ditulis Marx dalam karya-karya ini sangat berbeda dari apa yang kemudian dia yakini sebagai doktrin resminya.

Kita dapat menyimpulkan bahwa Marx merealisasikan “ajaran” resminya melalui berbagai “pemikirannya”, terutama dengan persetujuan Engels, yang menstandarkannya sebagai “Marxisme” (juga “teori resmi Karl Marx” dan “teori sosialisme ilmiah”) yang kemudian lebih didogmakan lagi oleh Lenin menjadi komponen dalam “Marxisme-Leninisme”, ideologi resmi kaum komunis.

Oleh karena itu, jika kita ingin memahami pemikiran Marx yang sebenarnya, kita tidak dapat fokus pada “Marxisme” tetapi harus mengejar proses perkembangannya. Oleh karena itu, kita harus melepaskan diri dari tahapan utama pemikiran Karl, kemudian mengkaji ajaran seumur hidupnya dan bagaimana ajaran Marx akhirnya menjadi “Marxisme”, ideologi perjuangan untuk pekerja industri di akhir abad lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like