Peran Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim pada Lingkungan Desa dan Industri4 min read

Sebagai manusia tentunya memiliki jiwa sosial dan interaktif terhadap lingkungannya. Pada abad pertengahan sendiri muncul berbagai teori mengenai sosiologi. Salah satunya teori solidaritas sosial yang di perkenalkan oleh Emile Durkheim sebagai pelengkap pemikiran-pemikiran sosial sebelumnya.

Durkheim mendefinisikan teori ini menjadi dua yakni solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam fakta sosial. Fakta ini menjadi pedoman Durkheim dalam menilai dan memberikan hukuman pada pelaku pelanggar norma Sosial.

Sebelum kepada teori sosial Durkheim memisahkan fakta sosial menjadi dua yakni material dan non material. Fakta sosial material merupakan sebuah cara untuk memahami kasus yang terjadi dalam masyarakat dengan diamati oleh sekitar pelaku. Seperti pada fakta sosial yang terjadi pada kasus bunuh diri yang terjadi pada mahasiswi Palangkaraya karena depresi tugas kuliah.

Sementara itu, fakta sosial non material lebih kepada dalam diri individu yakni moralitas, kesadaran kolektif, representasi kolektif, arus sosial, dan pikiran sosial. Hal ini yang menurut Durkheim sangat sulit untuk dipahami. Karena beberapa faktor dalam individu tentunya harus diketahui melalui psikologi dan agamanya.

Dengan demikian, memahami fakta sosial tersebut juga tidak hanya terjadi pada desa atau perkotaan melainkan pada suatu industri juga perlu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui maksud dari teori sosial ini benar ada atau tidak pada lingkungan tersebut. Berikut akan dibahas mengenai teori solidaritas mekanik di desa dan solidaritas organik di Industri.

Solidaritas Mekanik

Solidaritas mekanik memiliki ciri bahwa masyarakat cenderung kepada sifat individu pada kesadaran dan memiliki pola-pola yang sama. Hal ini bisa dilihat pada kerja dalam masyarakat, mereka memiliki kemampuan yang sama dan tidak memiliki ketergantungan pada individu yang lain.

Seperti contoh pada kegiatan yang biasa dilakukan di desa yakni gotong royong, kerja bakti dan lain sebagainya. Mereka tidak memiliki ketergantungan akan satu individu melainkan mereka bekerja apapun dengan bersama tanpa bergantung pada orang lain. Mereka mengedepankan kebersamaan tanpa memandang bulu.

Berbeda ketika kalian berada pada perkotaan, mereka cenderung melakukan segalanya sendiri. Betul mereka tidak mengandalkan orang lain, tetapi individualis mereka sangat tinggi dan rata-rata mereka hanya pergi untuk kerja dan minim bersosial. Karena mereka sudah merasa bisa untuk menghidupi diri mereka sendiri tanpa bantuan orang lain.

Perlu diketahui bahwa solidaritas ini dibentuk melalui hukum represif yang mana masyarakat jenis ini cenderung kepada tidak menganggap main-main pelanggar walaupun pelanggaran itu kecil karena menyangkut pada moralitas bersama. Seperti pada masyarakat yang hidup di perdesaan yang menerapkan hal tersebut.

Contohnya pada kasus yang terjadi di daerah Aceh, mereka memberikan sebuah sanksi yang bertahap kepada pelaku pelanggar mulai dari teguran, kemudian meminta maaf pada masyarakat luas hingga hukuman fisik. Seperti pada laki-laki dan perempuan bukan mahromnya berduaan, maka akan dikenakan hukuman cambuk.

Dengan demikian Emile Durkheim dalam teorinya memberikan kebenaran dalam fakta sosial yang terjadi pada masyarakat desa mengenai solidaritas mekanik. Hal ini akan disadari ketika kita semua berada dalam lingkungan tersebut. Apakah hal ini hanya terjadi pada masyarakat desa saja?, tentu tidak karena saya yakin bahwa masyarakat kota juga ada yang masih memiliki jiwa sosial yang kuat.

Solidaritas Organik

Solidaritas organik merupakan teori kedua dari teori solidaritas Emile Durkheim. Teori ini cenderung kepada pengelompokan kerja yang timbul akibat perkembangan masyarakat. Mereka memiliki spesialisasi dalam bidang pekerjaan masing-masing. Contohnya pada setiap industri pasti memiliki hirarki atau struktur sosial untuk melengkapi dan saling terhubung satu sama lain.

Kasus yang sering terjadi pada teori ini adalah ketika pada suatu industri pada awalnya memiliki struktur yang komplit. Kemudian ada salah satu dari tim atau individu memilih resign, maka industri tersebut akan mencari lowongan untuk mengisi kekosongan tersebut.

Hal tersebut terjadi karena mereka saling ketergantungan dalam pekerjaan ketika ada satu yang hilang maka harus cepat dicarikan pengganti. Seperti analogi pada organ manusia, ketika manusia menggerakkan tangan maka akan terjadi kerja sama antara otak, saraf dan otot. Kalaupun hilang satu maka tidak akan bisa bergerak itu tangan.

Perlu diketahui teori solidaritas ini dibentuk melalui hukum restitutif yang mana bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks. Maksudnya, setiap individu akan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Seperti pada fakta sosial yang terjadi pada kawasan industri, di dalamnya terdiri dari struktur yang memiliki hubungan satu dengan lainnya. Karyawan akan tunduk kepada atasan begitupun atasan akan tunduk kepada bos. Sehingga, bisa menyebabkan individu tereduksi dan terisolasi.

Kenapa kok bisa begitu?, karena masyarakat cenderung kepada mencari nafkah, mulai dari untuk dirinya sendiri, anak, istrinya dan orang tua. Mereka tidak sadar bahwa tenaga mereka telah terkuras dan jiwa mereka sudah terkikis sedikit demi sedikit dan fatalnya mereka tidak sadar akan hal tersebut.

Kesimpulan

Teori Solidaritas sosial merupakan sebuah gambaran yang digunakan untuk mengetahui bagaimana kondisi sekitar. Dengan teori ini kita bisa mengetahui paradigma disekeliling kita dengan mengandalkan fakta-fakta sosial yang ada. Fakta ini yang digunakan untuk mengetahui ruang eksternal pada individu.

Sehingga, teori ini mempermudah pencarian sebab pelaku sosial yang dikelompokan oleh masyarakat. Emile Durkheim menjelaskan perbedaan antara keduanya bahwa dalam masyarakat solidaritas Organik memiliki kesadaran yang rendah dibandingkan solidaritas mekanik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuat perbedaan antara masyarakat “tradisional dan modern”.

Referensi

Arifudin, M. (2020). Perspektif Teori Sosial Emile Durkheim Dalam Sosiologi Pendidikan. Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (Moderasi), 2(1), 1-14.

https://www.borneonews.co.id/berita/328195-mahasiswi-di-palangka-raya-bunuh-diri-karena-depresi-tugas-kuliah

Mengeja Indonesia adalah sebuah gerakan yang otonom dan nirlaba, mengangkat isu-isu fundamental bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *